Laman

Senin, 29 September 2014

~~~--- KETIKA PENGORBANAN ITU HARUS BERAKHIR ---~~~


Ketika Rasulullah sallallahu alaihi wasallam di angkat sebagai nabi,khadijah sebenarnya sudah masuk usia senja,yaitu sekitar 55 tahun.Usia wanita yang seharusnya menikmati sisa-sisa hidupnya dengan tenang di temani dengan anak cucu,namun tidak bagi khadijah,justru pada usia itulah perjuangan dan pengorbanan yang sesungguhnya di mulai.

  Jika kita membaca sejarah dakwah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam betapa beratnya dan tantangan yang Beliau hadapi pada permulaan fase dakwahnya,Maka kurang lebih itulah yang di hadapi oleh khadijah. sebab,sebagai istri yang mencintai dan sangat setia terhadap suaminya,maka apa yang di rasakan oleh suaminya,tentu dia turut pula merasaknya baik secara fisik mau mental.

  Bahkan ketika tahun ke tujuh kenabian  Ketika Rasulullah sallallahu alahi wa sallam dan seluruh kaum muslimin serta bani hasyim dan bani Abdul -muthalib di boikot oleh orang-orang kafir Quraisy,Khadijah pun ikut menemani Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, dalam masa-masa pemboikotan yang amat berat dan sisa-sisa tenaga yang di miliki,Sebuah ujian dan pengorbanan yang teramat berat, sebab pemboikotan berlasaung selama tiga tahun.
Mereka di isolir di sebuah perkampungan dan tidak dapat melakukan jual beli atau berbagi transaksi lainya,
Otomatis persediaan pangan sangat meipis dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya sangat sulit di dapatkan.namun akhirnya atas pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala pemboikotan tersebut berakhir juga.

    Bagaimana seorang wanita yang asalnya mulia dan kaya raya,bersedia dan mampu menjalani hidup yang sangat berat,selalu berada di samping suaminya dan selalu membelanya dengan segenap jiwa dan raganya..? Rasanya kalau bukan dengan bahasa ke imanan,cinta dan kesetiaan,sulit bagi kita untk mendaptkan semua jawabannya Sungguh meruapakn teladan yang sangat berharga bagi seluruh kaum muslimin, khususnya kaum mislimat di mana saja dan kapan saja.

  Namun,kesetiaan dan pengorbanan Khadijah justeru harus berhadapand engan usianya sendiri,selsai pemboikotan fisiknya semakin lemah.wajar saja kerna saat itu usianya sudah mencapai enam puluh lima tahun.

   Dan akhirnya saat-saat yang sangat menyedihkan itu tiba.kurang lebih tiga tahun sebelum peristiwa Hijrah Khadijah Radhiallahu anha menghadap rabbnya setelah dia mengerahkan segenap pengorbanan dan kesetiaan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam,meninggalkan berbagai kemuliaan yang selalu di catat tinta sejarah dan di kenang meliaran manusia sepanjang masa.

    Dia Khadijah meninggal pada usia 65 tahun. dan di makamkan di sebuah daerah bernama Hajun di kota makkah,Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sendiri yang langsung menguburkannya, saat itu belum di syariatkan shalat jenazah.{ lihat: kitab siyar A'lam An-nubala, Adz-Dzahabi,3/99.

  Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam jelas sangat sedih di tinggal wafat oleh Khadijah,apa lagi dua bulan sebelumnya beliau pun di tinggal wafat oleh paman Abu thalib,
Jika Abu thalib pamannya selalu membela dan melindungi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam di luar rumahnya dari makar dan rencana jahat orang-orang kafir,maka Khadijah adalah orang yang selalu meringankan bebannya di dalam rumahnya dengan kata-katanya yang menghibur dan kesetiaan yang tak luntur.
Lengkaplah saat-saat itu merupakan  saat yang paling mnyedihkan bagi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam,maka tercatat dalam sejarah islam bahwa  tahun 10 kenabian (3 tahun sebelum hijrah ) di kenal dengan istilah 'Aamaul Huzni ( Tahun kesedihan ). Kerana itu, banyak para ulama' mengatakan bahwa peristiwa besar Isra' Mi'raj yang terjadi setelah itu salah satu hikmahnya adalah merupakan salah satu penghibur atas kesedihan yang di alami Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam.
Tentu saja,selain hikmah besar lainya yang terkandung di balik peristiwa tersebut.

   Khadijah hidup menjadi pendamping Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam selama 24 tahun lebih beberapa bulan, dalam selama itu pula Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam tidak menikah dengan wanita lainnya.
 
 begitulah hidup ini,pada akhirnya seseorang harus pergi meninggalkan apa dan siapa yang di cintainya,kecuali amalannya yang terus menyertainya.Maka,beruntunglah mereka yang selalu mengumpulkan amal kebaikan selama kehidupannya.

   Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
'' Ada tiga perkara yang menyertai mayat (ke kuburnya ) Dua darinya akan kembali,dan yang satu akan tetap bersamanya.akan mengikutinya; Keluarganya,hartanya dan amallnya. Keluarga dan hartanya akan kembali,sedangkan amalnya tetap ( bersamanya).'' Muttafaqun alaih; Bukhari (6514).(Muslim (7613 ).''
                
                    '' Wallahu a'lam bishawab ''

Senin, 22 September 2014

**SERTAKAN AKU DI SAAT KALIAN BERDAMAI,SEBAGAIMANA KALIAN MENYERTAKAN AKU DI SAAT KALIAN BERPERANG**

''( Sertakan aku di saat kalian berdamai,sebagaimana kalian menyertakan aku di saat kalian,berperang )''

   Kalimat yang sangat unik ini keluar dari mulut Abu bakar ash-shiddiq radiallahu anhu, Sahabat utama Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam yang juga mertua dari perkawinanya dengan aisyah radiallahu anha,

  Kisahnya sebagaimana di riwayatkan oleh abu daud dari sahabat An-Nu'man bin basyir radhiallahu anhu.dia berkata"

   ''{ Suatu hari Abu bakar minta izin hendak menemmui Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam di rumahnya.Tiba-tiba di dengarnya aisyah sedang berkata keras kepada beliau Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, Maka Abu bakar berkata, Wahai putri fulan !!Engkau bersuara keras di hadapan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam..??Namun Rasulullah sallahllahu alaihi wa sallam segera melerai antara abu bakar dan aisyah,kemudia abu bakar keluar,setelah itu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengajak aisyah berdamai seraya berkata,Kamu lihat kan..?Apa yang aku lakukan antara orang itu ( Bapakmu) denganmu .?

  Kemudia,suatu saat Abu bakar datang hendak bertandang kembali.Kali ini dia justru mendengar mereka berdua (Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dan aisyah radhiallahu anha ) saling tertawa maka Abu bakar berkata,

    ''( Sertakan aku di saat kalian berdamai,sebagaimana kalian menyertakan aku di saat kalian,berperang )''
    { HR.Ahmad (18418),Abu daud (5001).sanadnya di nayatakan shahih oleh Al-Arna'uth dalam komentarnya terhadap Musnad Ahmad, Al- Albany menyatakan dha'if dalam kitab shahih wa dha'if Sunan abu daud (3999).

   Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita setiap muslim,bahwa rumah tangga yang ideal bukanlah rumah tangga yang sunyi dari problem atau permasalahan,akan tetapi rumah tangga yang mampu menghadapai problem dengan bijak dan mencari solusi yang terbaik,''

   Dalam kisah tersebut tampak bagaimana sikap bijak Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sebagai suami yang tetap berusaha melindungi istrinya walau dalam keadaan perselisihan atau dalam pertengkaran di antara mereka,juga sikap abu bakar sebagai orang tua yang tidak serta merta membela putrinya,Justru dia menegurnya jika putrinya melakukan kesalahan kepada suaminya.

      Bisa di bayangkan,Apa yang akan terjadi jika pada peristiwa tersebut Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam semakin memojokkan Aisyah atau Abu bakar membela kekeliruan Aisyah di hadapan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam tentu permasalahan akan semakin runyam''

     Wallahu a'lam..

Sabtu, 20 September 2014

*** BELAJARLAH UNTUK MENGERTI DAN MENGHARGAI ***

Menghargai orang yang menghargai kita, dan tidak menghargai kita, serta 
mengerti orang yang mengerti kita, dan tidak mengerti kita. itulah maksud tofik yang di atas belajarlah untuk mengerti dan menghargai,

Kita, manusia kadang suka ga perduli dengan perasaan orang lain yang ada di sekitar kita. yang kita perdulikan ya cuma perasaan dan kondisi kita sendiri. tapi ketika kita sedang tidak memiliki kondiri diri yang baik kita suka sekali merasa bahwa kitalah yang paling pantas diperdulikan oleh orang lain. kita memaksa kondisi untuk selalu dimengerti dan dipahami.

Padahal kita kan tidak bisa memaksa setiap orang -bahkan yang kita kenal dekat sekali- untuk selalu mengerti kondisi kita, seperti kita yang juga tidak selalu bisa mengerti kondisi setiap orang. meskipun kadang, yang kita pikirkan yaa hanya kondisi kita, hanya perasaan kita.

Kadang, kita selalu ingin setiap orang bisa memahami kalau kita tiba-tiba diam dan bersikap aneh itu karena kita marah tau tidak suka dengan tingkah laku seseorang, tapi teman kita, sahabat kita, keluarga kita kan hanya manusia biasa juga, sama seperti kita yang tidak bpunya ilmu ajaib bisa membaca pikiran orang lain.

Percayalah, menjadi orang yang bisa mengerti dan menghargai orang lain apapun kondisi kita, dalam apapun keadaan hati kita, sungguh akan membuat hati kita lebih jernih saat menghadapi suatiu masalah. hilangkan buruk sangka yang kecepatannya bahkan bisa mengalahkan kecepatan cahaya, buruk sangka itu seperti api memakan kayu bakar, bisa hilang dalam sekejap semua perbuatan baik yang pernah kita lakukan hanya karena buruk sangka kita.

Menjadi orang yang selalu mengerti keadaan orang lain itu tidak merugi. hatimu akan selalu tenang tidak terpengaruh kondisi sekitar. kau akan selalu ingat bahwa setiap manusia kadang tidak bisa selalu mengerti kondisi kita, tidak bisa selalu meng-iya-kan keinginan kita.

Maka sekarang, sebelum kita memutuskan untuk ngambek kepada seseorang yang tidak memahami kondisi kita, maka cobalah berada dalam posisi mereka, bukankah kita juga inginnya selalu dihargai dan dimengerti. maka, dalam kondisi apapun suasana hatimu, tersenyumlah dan hargai orang lain sebagaimana Rasullullah kita yang mulia pernah melakukannya bahkan pada mereka yang membenci beliau Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam

Lhooo...lhoooo..lhoooo... lalu mengapa orang yang tidak menghargai dan tidak mengerti juga harus kita hargai dan kita mengerti? maka, saat kita merasa tidak dihargai dan tidak dimengerti, sebelum mulai berburuk sangka terhadap sikap mereka cobalah sejenak memikirkan jika kita ada di posisi mereka. saudara/i ku,bukankah selalu ada penjelasan baik atas semua sikap yang dilakukan seseorang,

Bukankah kita juga, jika ada dalam posisi sedang tidak bagus mood-nya, sedang tidak ingin diganggu -tapi kondisi memaksa kita untuk berinteraksi dengan orang lain -, sedang kesal, dan bla bla bla lainnya, bukankah jika kita mengalami itu semua kita sungguh ingin orang lain mengerti dan memahami sikap kita? kita tidak ingin mereka marah, kita ingin mereka paham, kita mau mereka tak mengganggu dan menambah masalah. tapi cobalah untuk berpikir di sisi mereka juga, bisa jadi mereka punya masalah yang sama atau bahkan lebih besar, namun ternyata kejernihan hatinya mengalahkan ke-egois-annya untuk mementingkan dirinya sendiri.

Saodaraku kalaupun hanya kita yng berusaha untuk mengerti, berusaha untuk memahami, selalu berpikir jernih lurus dan baik tentang kondisi orang lain, itu tidak mengapa, sebab kemuliaan akhlak seseorang itu tidak akan tertukar, percayalah Rabb yang maha mulia akan membalasnya dengan ribuan kejadian yang lebih baik dan mungkin tidak pernah kita sangka-sangka Selama ini Insyaa Allah bi'iznillah...

Kamis, 18 September 2014

~~~~~~~~~~~~~~~~~*** ALANGKAH BAIKNYA JIKA DI RAHASIAKAN ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Penomena status di dumay'' tapi sebelum saya melanjutkan tulisan ini saya mohon maaf dan tulisan saya ini juga tidak ada maksud untuk menyalahkan ataupun menyindir pihak mana-manapun tulisan saya ini hanya pelepas rasa,mungkin tulisan ini konyol dan tak berbobot dalam pandangan sebagian orang namun terkadang timbul juga rasa malu tatkala melihat status-status entah itu di facebook,twitter,google yang "ke PD an" update status kalau dia sedang senang, sedih, maupun melakukan amal salih,.memang tak ada yang salah mengupdate status di jejaring sosial apalagi kalau niatnya mengingatkan, justru bagus kalau banyak orang yang terinspirasi melakukan kebaikan. tapi....merasa bahwa seseorang yang memberitahuan apa-apa saja amal kebaikan yang dilakukannya itu berlebihan dan ga seharusnya.

CONTOH : mengupdate status bahwa ia baru saja shalat malam atau baru saja setor hafalan atau sedang menahan pandangan dan bla..bla..bla.. untuk apa? bukankah kata Rasullullah sallallahu alaihi wasallam amal yang terbaik itu yang tidak dipamerkan? kenapa tidak menahan diri untuk menjadikan amal itu sebagai rahasia antara anda dan Allah subhanahu wa ta'ala saja?

kalau alasan menginspirasi cukuplah kata-kata Rasulullah sallallahu alahi wasallam yang jadi senjata, apalah arti amal kita dibanding manusia paling sempurna yang diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala. bahkan sebelum menciptakan semua makhluk Allah subhanahu wa ta'ala sudah berncana manciptakan Nabi Muhammad,

"seandainya AKU tidak mencipta engkau yaa Muhammad, niscaya tidak akan KU ciptakan semua makhluk." - hadist qudsi


adi cukuplah keagungan dan tingkah laku manusia paling agung itu yang menjadi contoh atau para sahabat atau orang-orang salih lain yang memang sudah "teruji". justru ketika kita memberitahukan apa-apa yang sudah kita kerjakan terutama amal kebajikan dan amal ibadah yang memang sangat subhanallah luar biasa apa lantas kita menjadi naik derajatnya dimata Allah, memang yakin amal kita diterima? meskipun kita harus memiliki keyakinan Allah akan meridhai dan menerima amal kita, bukankah lebih baik jadi rahasia diri sendiri dan Dia saja?

berhati-hatilah dengan godaan setan yang bisa membuat kita merasa riya' dengan amal yang kita pamerkan, dan berlindunglah dari setan yang akan menghasut pikiran orang lain yang membaca apa yang kita update di jejaring sosial. bukankah dahulu Rasulullah pernah memberitahukan kepada sahabat-sahabat beliau tentang seseorang yang mempunyai amalan khusus yang menyebabkan ia masuk Surga tapi tak ada seorang pun yang sadar apa amalan tersebut sampai salah satu dari mereka datang menginap dirumahnya dan menanyakannya langsung. apakah orang yang dijamin akan berada di Surga itu sebelumnya memamerkan amalannya?

begitupun dengan tokoh-tokoh ulama saat ini, orang-orang yang kesalihannya tak diragukan. siapa diantara mereka yang mungkin banyak sudah tidak hidup di dunia yang memamerkan amal merka? justru orang lain lah yang memberitahukan kepada dunia apa-apa aja yang sudah orang-orang hebat itu lakukan.

tindakan kitalah yang mencerminkan tingkat kemuliaan kita di hadapan Allah, kata-kata tak akan pernah cukup. mengapa harus memamerkan kemesraan dengan Rabbmu? apakah sebegitu senangnya membuat orang lain mengetahui bahwa kita beriman? bahwa kita salih? bahwa kita sangat menjaga diri? biarkan sanjungan itu hanya datang dari Allah, maka sesuai janji-Nya, Ia akan menjadikan seluruh penduduk langit dan bumi mencintaimu.


Selasa, 16 September 2014

***~~~~~~~~~~~~~~~ SECEBIS~ CINTA ~UNTUKMU ~IBU ~~~~~~~~~~~~~~~~~***

Duhai ibu engkau telah mengandungku di dalam perutmu selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun.

Duhai ibu engkau bersusah payah ketika melahirkanku yang hampir saja menghilangkan nyawamu 

Duhai ibu engkau telah menyusuiku , hingga engkau tak hiraukan rasa kantukmu dan lelahmu karena menjagaku..

Duhai ibu engkau cuci kotoranku dengan  tanganmu, dan engkau utamakan  diriku atas dirimu serta atas makananmu...

Duhai ibu,engkau jadikan pangkuanmu sebagai ayunan bagiku..

Duhai ibu engkau telah memberikan semua kebaikan dan apabila aku sakit atau mengeluh terlihat darimu kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihanmu dan engkau pun mulai keluarkan harta demi mengingkan kesembuhan ku,semua itu tak pernah engkau resahkan demi melihat aku sembuh dari pnyakit yang aku derita...

Duhai ibu,seandainya dipilih antara hidupku dan kematianmu, mungkin engkau  akan meminta supaya aku  hidup dengan suaranya yang paling keras dan senantiasa tersenyum....

duhai ibu betapa banyak kebaikanmu ibu, sedangkan aku balas dengan akhlak yang tidak baik kepadamu, namun maaf selalu engkau suguhkan untuk ku...

duhai ibu engkau selalu mendo'akanku dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Wahai ibu,cahaya hidupku betapa indahnya hatiku ketika bersamamu
bersama kasih dn sayangmu,dengn belain yang penuh cinta dan kasih sayangmu..

Wahai ibu,walau kini aku jauh namun  ku yakin doamu slalu mengiringi langkahku kemanapun langkah kaki ini berpijak cintamu slalu ada dihatiku..

Duhai ibu maafkn anakmu ini yang mungkin belum bisa atau mngkin tidak bisa memberikan kasih sayang spnuhnya seprti mana kasih sayangmu,akan tetapi do'a dan kasih sayangku untukmu tak pernah lupa dalam setiap sujudku....

Duhai ibu,semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa melindungimu,begitu juga bapak ku serta kluarga kita semua dan semoga aku bisa membawakan bunga cinta yang tiasa tara wanginya untukmu duhai IBUKU...Aamiin Ya Rabb...

Senin, 15 September 2014

***~~~~~~~~~~~ CINTA~DAN~KASIH~ SAYANG~ALLAH ~~~~~~~~~~~~~***

Ada yang kita mau, tapi ada yang Allah mau.
ada yang kita pikir baik, tapi Allah berikan yang lebih baik dan kita butuhkan.
ada yang menyangka siap, tapi bagi Allah masih ada yang harus dipersiapkan..

banyak definisi tentang cinta. tanyalah pada seluruh manusia di jagat raya ini, maka sebanyak jumlah merekalah jawaban tentang cinta yang akan kita dapat. tapi, bukankah sejak ruh dituipkan kita seharusnya sudah mengerti siapa yang harus kita cintai? apa yang kita punya, semua milik Allah. itulah mengapa kita dianjurkan untuk tidak mencintai dunia, sebab pasti menyakitkan saat berpisah dengannya. ada manusia yang oleh Allah diberikan kesempatan lebih baik dan lebih banyak melakukan kebaikan. apa yang ia punya selalu bisa bermanfaat untuk kehidupannya, dunia dan akhirat. tak hanya selalu memikirkan kesenangan tapi juga memikirkan hari pembalasan. sebab tak semua makhluk punya keistimewaan selalu berbuat baiklah, maka seharusnya kita menyadari dan segera mungkin melakukan kebaikan saat kesempatan terbuka lebar.
Jika itu musibah, bukan berarti harus ditangisi dan diratapi, lihatlah dari sisi yang lain. lihatlah dari sisi di mana kita bisa "membeli" Surga dari musibah tersebut. dan saya ingat sebuah nasehat, "jika musibah dan kesulitan yang datang mampu mendekatkan dirimu dengan Allah, maka itu ada kenikmatan, itu adalah anugerah dan berkah, kesempatan yang tidak boleh dilepas."
jadi, selama segala sesuatu itu datang dari Allah, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. selama ujian itu pemberian dari Allah, sepahit apapun, maka ia indah. sekalipun menyesakkan, ia tetap saja indah. dan apapun yang menjadikan milik kita bermanfaat bagi orang lain, maka jangan tunda untuk melakukannya sebagai wujud syukur kepada Allah. justru ketika ada yang meminta tolong kepada kita, saat itulah kita harus bersyukur, sebab Allah masih memberi kesempatan untuk berbuat kebaikan. karena akan ada suatu masa, di mana masing-masing dari kita mencari-cari orang yang ingin menerima sedekah sebab sudah terlalu banyak mengumpulkan harta semntara kondisi sekitar tak ada lagi peminta-minta, saat-saat itulah yang Rasulullah katakan, mendekati hari penghabisan.
maka, mari kita bicara cinta. apa itu cinta? cinta adalah Surga. apapun yang menjadikan kita semakin dekat dengan Surga, itulah cinta. siapapun yang membuat langkah kita mudah menuju Surga, itu juga cinta. maka, seperti Rasullullah katakan, "engkau akan bersama dengan yang kau cintai" kita sendirilah yang memilih.
NB :Tulisan ini untuk diri sendiri, sebuah pengingat dikala hati merapuh, sebuah pengingat jika dunia mulai menjadi raja di hati. maka wahai Tuhan yang Maha Tinggi, bantulah kami agar tidak mengecewakan-Mu dan tidak mempermalukan diri kami sendiri kelak dihadapan-Mu, Aamiin Ya Rabb

Sabtu, 13 September 2014

~~~~~~~~~~~~** DO'A ~UNTUK ~TULANG~RUSUK~KU **~~~~~~~~~~~~~~~

Sahabatku,
Percayalah tulang rusuk itu tak kan tertukar.
Lalu, kenapa kita masih cemas saat ia tak kunjung datang?
Saat Sang Pangeran pujaan hati belum menghampiri
Saat Bidadari yang menawan hati belum menemani
Sabarlah menanti...

Saat orang tua semakin mendesak
Saat Sahabat satu persatu menikah
Saat kerinduan hati semakin membuncah
Saat usia sudah tak bisa lagi dikatakan muda
Percayalah, jodohmu pasti ada
Mungkin,
Allah ingin kau mendatanginya dalam keyakinan penuh
Dalam penuh harap nan jauh dari angkuh
Tiada gusar apalagi mengeluh
JANGAN..
Jangan kau gadaikan keimananmu hanya karena ia belum hadir
Jangan kau pertontonkan auratmu hanya agar ia mendekat
Jangan kau obral dirimu hanya agar ia menikahimu
Yakinlah,
Sebentar lagi ia tiba
Di saat yang tepat
Atau mungkin ia sedang menunggu keberanianmu
Untuk segera menjemputnya.
Do'akan tulang rusukmu dalam kesendirianmu
Siapa tahu iapun sedang mendoakanmu.
Mari panjatkan do'a,
"Ya Allah, Kutitipkan dirinya untukku. Perkenankan aku untuk bersamanya dalam jalinan cinta yang diridhoi-Mu. Biarlah kami merajut cinta sampai menapaki Surga-Mu. Aamiin"

Sabtu, 06 September 2014

~~~~ OBAT YANG SESUNGGUHNYA ITU ADA PADA DIRI ANDA ~~~~

Kita tentu bertanya-tanya: Di manakah obat itu? Obat yang sesungguhnya itu ada di dalam diri Anda. Rasulullah Saw bersabda:

داؤك منك ودواؤك فيك
Penyakit itu dari Anda, dan obatnya ada dalam diri Anda.

Seorang ahli kesehatan dan pujangga menuliskan bait:

دواؤك فيك وما تبصــر 
Obat Anda ada dalam diri Anda, dan Anda tidak melihat.

 و داؤك منك وما تشــــعر
Penyakit Anda dari Anda, dan Anda tidak merasa.

وتزعم أنك جرم صغير 
Anda menyangka bahwa diri Anda hanya fisik kecil.

 و فيك انطوى العالم الأكبر
Di dalam diri Anda terhimpun alam yang lebih besar.

Kita tidak tahu karena kita sudah tergantung pada selain Allah, mata hati kita sudah tertutup oleh cahaya gemerlap yang ada di luar sana. Sementara diri kita, kita biarkan dalam kegelapan tanpa cahaya. Saat kita perlu sesuatu, kita minta kepada orang lain bukan meminta kepada Allah, mencarinya di luar bukan mencari di dalam diri kita. Saat kita sakit, kita sudah terlanjur percaya kepada dokter dan obat-obatan, dan akhirnya kita menggantungkan kesembuhan itu kepadanya, walau kita sering mangatakan itu sebagai “ikhtiar”. Kita sudah kehilangan kepercayaan pada Allah yang membuat diri kita punya kemampuan yang luar biasa.

Wallahu a'lam...

Kamis, 04 September 2014

***~~~~~~~ KEPADA SIAPAKAH ENGKAU AKAN SERAHKAN PUTRIMU ~~~~~~~~~***

Ketika sang putri sudah beranjak dewasa, bertambahnya usia yang putri membuat orang tua gelisah, mereka mengetahui bahwa sang putri sudah waktunya untuk menikah, untuk mendapatkan seorang pendamping hidup yang bisa membuat keluarga bangga, segala keinginan dan kriteria disusun untuk sang calon menantu kelak, tidak jarang mereka mengharapkan akan mendapatkan calon menantu yang kaya, bermobil mewah dan harta yang berlimpah, sehingga bisa membuat orang tua menjadi bangga, minimal bisa dibanggakan (disombongkan) dihadapan kerabat yang lain saat ada pertemuan keluarga.

Ada juga orang tua yang mengharapkan putri mereka mendapatkan calon suami yang memiliki pekerjaan tetap dan berpenghasilan “lumayan”, agar putri mereka kelak mendapatkan nafkah yang cukup dan tidak akan kelaparan, atau juga ada yang mengharapkan calon menantu adalah orang yang memiliki jabatan atau pangkat tertentu, dan masih banyak lagi impian yang disusun rapi serta cara-cara strategis untuk mewujudkannya. Sehingga kerap terjadi bahwa “sang putri” menjadi barang komoditi atau umpan yang empuk untuk menggaet harta berlimpah dan sekedar numpang kecipratan hidup enak dari sang calon menantu.

Kemudian jika datang kepada mereka seorang laki-laki dengan memakai pakaian yang sudah pudar warnanya, dengan kerendahan hati mengajukan pinangan kepada “sang putri”, orang tua akan mengatakan, “Mau diberi makan apa anakku nanti? Coba ngaca dulu sebelum melamar putri saya!” padahal mereka tidak mengetahui bahwa sang pemuda yang sudah pudar warna bajunya adalah seorang penuntut ilmu agama yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala, hartanya boleh sedikit namun bisa jadi dia mulia di hadapan Allah Ta’ala.

Wahai abi... ummi... harta bukan ukuran kebahagiaan, sebagaimana kesederhanaan juga bukan ukuran untuk kesengsaraan... maukah kalian membaca suatu kisah? Yang didalamnya terdapat tauladan yang membuat hatimu terpesona, dan mungkin matamu akan menitikkan air mata, jika di dalam hatimu memang masih ada secuil iman kepada Allah Ta’ala maka simaklah untaian kisah berikut :

Kisah itu terdapat dalam biografi seorang Penghulu Tabi’in dan Tabi’in yang mulia Sa’id bin Musayyib rahimahullah, bahwa Khalifah ‘Abdul Malik bin Marwan meminang anak Sa’id bin Musayyaib untuk anaknya, Al-Walid (seorang putera mahkota dan calon khalifah berikutnya) ketika itu sang khalifah masih memegang tampuk kekuasaannya. Lalu beliau (Sa’id binMusayyib) menolak lamaran itu.

Abu Wida’ah mengatakan, “Aku selalu bermajelis kepada Sa’id bin Musayyib, lalu aku tidak hadir beberapa hari. Tatkala aku datang, beliau bertanya kepadaku, “Kemana saja engkau kemarin?” Aku menjawab, “Istriku meninggal, lalu aku sibuk dibuatnya (mengurus pemakamannya).” Sa’id bin Musayyib berkata, “Kenapa engkau tidak memberitahu kami sehingga kami dapat menyaksikannya?” Aku pun menjawab, “Sebenarnya aku bermaksud demikian.”

Lalu beliau bertanya, “Apakah engkau telah menemukan wanita lain penggantinya?” Aku menjawab, “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada anda, siapa yang berani menikahkanku (dengan putrinya), padahal aku hanya memiliki harta dua atau tiga dirham saja?” Beliau menjawab, “Apabila aku melakukannya (mencarikan seorang istri), apakah engkau mau menerimanya?” Aku menjawab, “Baiklah.” Lalu dia (Sa’id bin Musayyib) memuji Allah dan mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Sa’id bin Musayyib menikahkan diriku dengan (mahar) dua dirham atau tiga dirham tersebut.

Abu Wida’ah melanjutkan, “Lalu aku bangkit seraya tidak mengerti apa yang harus aku perbuat karena gembira. Aku pulang ke rumahku, sembari memikirkan dari siapa aku mendapatkan pinjaman. Aku pun melaksanakan shalat Maghrib. Pada saat itu aku dalam keadaan puasa. Ketika aku hendak makan malam setelah berbuka, hanya ada sepotong roti dan minyak. Tiba-tiba pintu diketuk. Aku bertanya, “Siapa itu?” Beliau menjawab, “Sa’id!”

Aku memikirkan orang yang kukenal bernama Sa’id, namun aku hanya menemukan Sa’id bin Musayyib. Namun beliau buta sejak empat puluh tahun yang lalu kecuali (jalan) antara rumah dan masjid saja yang dikenalnya. Aku bangkit dan keluar, rupanya dia adalah Sa’id bin Musayyib, dan aku mengira ia dapat melihat. Aku pun bertanya, “Wahai Abu Muhammad kenapa anda tidak mengutus seseorang saja kepadaku, sehingga aku datang kepadamu?” Beliau menjawab, “Tidak! Engkau lebih berhak untuk diziarahi.” 

Aku bertanya, “Apakah yang ingin anda perintahkan kepadaku?” Beliau menjawab, “Aku melihat engkau seorang laki-laki yang melajang. Aku telah menikahkan (putriku denganmu) karena aku melihat engkau tidak suka tidur sendirian pada malam ini. Dan inilah istrimu.” Rupanya dia adalah seorang wanita yang berdiri di belakangnya.

Kemudian beliau mendorong wanita itu ke pintu rumah dan diapun menahan pintu tersebut. Wanita itu terjatuh karena malu, lalu ia mencoba untuk bergantung ke pintu itu, kemudian bangkit masuk ke rumah. Aku bangkit memanggil tetangga, mereka pun berdatangan seraya bertanya, “Ada apa denganmu?” Aku menjawab, “Sa’id bin Musayyib menikahkan diriku dengan puterinya tanpa sebuah tanda apa-apa. Dan sekarang wanita itu ada di dalam rumah. “ lalu mereka pun menemuinya.

Ketika itu ibuku mendapatkan kabar tentang hal itu, lalu beliau datang seraya berkata, “Engkau tidak boleh tidur bersamanya sebelum aku melihat keshalihannya selama tiga hari.” Setelah bersamanya tiga hari barulah dia menggaulinya. Rupanya wanita itu adalah wanita tercantik, yang paling hafal Al-Qur’an, paling banyak ilmu tentang sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang paling tahu tentang hak suami.

Abu Wida’ah melanjutkan, “Lalu aku berdiam selama sebulan dan tidak menemuinya (Sa’id bin Musayyib), dan beliau juga tidak pernah menemuiku. Kemudian aku menemuinya setelah satu bulan berlalu, sementara itu beliau berada dalam halaqahnya. Aku mengucapkan salam kepadanya, maka beliaupun membalas salamku dan beliau tidak berbicara kepadaku sampai semua orang pergi dari masjid dan yang tersisa hanyalah aku. Beliau bertanya, “Bagaimana keadaan orang itu (yakni puterinya)?” Aku menjawab, “Seperti halnya yang dicintai orang yang shiddiq dan selalu dibenci oleh musuh Allah.” Lalu aku pulang ke rumah, sementara itu beliau memberiku dua puluh ribu dirham.”

Tidak ada lagi yang lebih tenang hidupnya melainkan Tabi’in yang mulia itu hingga akhir hidupnya bersama anak Sa’id bin Musayyib tersebut. Sehingga beliau tidak lagi memikirkan keadaan anaknya karena di bawah bimbingan seorang laki-laki yang bertaqwa yang selalu takut kepada Allah, serta mengerti tentang hak istri dan posisinya di samping istrinya tersebut. [Dinukil dari Kitab Min Akhlaqi ‘l-Ulama (123-125)]

Demikianlah sebuah kisah bagaimana seorang Tabi’in yang mulia dan buta lebih memilih seorang menantu penuntut ilmu yang miskin yang hanya memiliki dua atau tiga dirham uang saja namun memiliki keshalihan dan rasa takut yang tinggi kepada Allah Ta’ala, dan beliau menolak lamaran seorang khalifah yang akan menikahkan puteri beliau dengan anaknya seorang calon khalifah Al Walid. Sa’id bin Musayyib lebih mengkhawatirkan kekayaan duniawi akan menjerumuskan puterinya sehingga beliau memilih Abu Wida’ah sebagai menantunya, yang mana beliau telah mengenal baik keutamaan dan keilmuan Abu Wida’ah ini.

Lalu bagaimanakah halnya dengan orang tua di zaman sekarang ini, apakah mereka juga mengkhawatirkan akidah anak-anak mereka setelah pernikahannya, sehingga para orang tua lebih menitik beratkan kebersihan akidah dan kemuliaan akhlak calon menantunya daripada harta kekayaan, jabatan dan kedudukan, kita sering mendengar banyak kisah tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) lalu darimanakah asal KDRT itu jika calon suami puteri mereka adalah seorang yang shalih lagi memiliki rasa takut yang tinggi kepada Allah Ta’ala? Ataukah mereka para orang tua akan menyerahkan puteri-puteri mereka dalam bimbingan seorang suami yang jauh dari agama dan tenggelam dalam kehidupan dunia, yang selalu melalaikan shalat mereka dan bersikap kasar terhadap istri?

Keputusan ada di tangan anda wahai para orang tua, perhatikanlah kepada siapa engkau akan menyerahkan puterimu? 

          Wallahu a'lam bishawab..

***~~ KENALILAH ISTRIMU KERNA DENGAN ITU KAMU TAU BAGAIMANA CARA MEMBAHAGIAKANNYA~~***

Pemimpin yang baik dalam rumah tangga, akan mengenali dengan baik setiap anggota keluarga yang dipimpinnya, istri dan anak-anaknya, jika dia memiliki lebih dari satu istri, maka dia juga mengenali dengan baik sifat masing-masing istrinya, sehingga dia bisa bermuamalah, berinteraksi dengan istrinya dengan sikap yang membuat si istri merasa senang, dan tenang disamping suaminya. Dunia sang istri akan terasa indah berada di samping suaminya, dan hal ini membantunya dalam ketaatan serta ketaqwaan kepada Allah Ta'ala, dan kemudian ketaatan kepada suaminya.... Jika engkau mendapati istrimu banyak membantah dan melawan terus... bisa jadi dia tidak merasa senang dan tenang disisimu, karena jeleknya kepemimpinanmu...

Maka mengenali dan memahami sifat serta karakter istriadalah bagian dari membentuk keluarga yang tenang... yang sakinah, yang akan membuat suami juga merasa betah tinggal di samping istrinya, masing-masing istri memiliki keinginan yang berbeda-beda dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suami, dan sudah seharusnya sang suami mengerti watakmasing-masing istri dengan melihat dari latar belakang keluarganya, usianya, asal sukunya, bagaimana SIFAT BAPAKNYA (karena dengan mengenali bapak mertua,kita bisa mengetahui bagaimana si istri dididik pada masa kecilnya), bagaimana sifat ibunya, dan hal-hal lain yang bisa membuat kita mengerti watak sang istri... Jangan kalian abaikan masalah ini demi ketenangan dan keindahan rumah tangga kalian...

‘Aisyah radhiyallahu 'anha menceritakan apa yang ia alami dengan suami dan kekasihnya yang mulia. Dalam sebuah safar (perjalanan), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para shahabatnya:“Majulah kalian (jalan duluan)”. Maka mereka pun berjalan mendahului beliau. Lalu beliau berkata kepada ‘Aisyah (yang ketika itu masih belia dan langsing): “Ayo, kita berlomba lari”. Kata Aisyah: “Akupun berlomba bersama beliau dan akhirnya dapat mendahului beliau”. Waktupun berlalu. Ketika Aisyah telah gemuk, Rasulullah kembali mengajaknya berlomba dalam satu safar yang beliau lakukan bersama ‘Aisyah. Beliau bersabda kepada para shahabatnya: “Majulah kalian”. Maka mereka pun mendahului beliau. Lalu beliau berkata kepadaku: “Ayo, kita berlomba lari”. Kata ‘Aisyah: “Aku berusaha mendahului beliau namun beliau dapat mengalahkanku”. Mendapatkan hal itu, beliau pun tertawa seraya berkata:“Ini sebagai balasan lomba yang lalu (kedudukannya seri, red).” (HR. Abu Dawud no. 2214. Asy-Syaikh Muqbil rohimahullooh menshahihkan sanad hadits ini dalam takhrij beliau terhadap Tafsir Ibnu Katsir, 2/286).

Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenali watak dan karakter masing-masing istri beliau, sehingga beliau shallallahu'alaihi wa sallam mengajak ‘Aisyah radhiyallahu 'anha untuk berlomba lari,namun beliau tidak pernah mengajak istri-istri beliau yang lainnya untuk berlomba lari kecuali ‘Aisyah radhiyallahu 'anha. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengetahui bahwa usia ‘Aisyah radhiyallahu 'anha saat itu masih senang dengan permainan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan dunia rumah tangga yang disenangi oleh ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, dengan mengajaknya bermain-main, dan membuat sang istri merasa tetang serta senang disamping suaminya. Dan banyak juga hadits lain yang mengisahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan kesempatan bagi ‘Aisyah radhiyallahu 'anha untuk bermain-main melewati usia mudanya.

Demikianlah dunia rumah tangga ‘Aisyah Sarat canda dan permainan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun hendaknya diperhatikan pandangan syariat tentang jenis-jenis permainanyang boleh digunakan oleh anak. ‘Aisyah  juga menceritakan:

“Dulu aku biasa bermain boneka-boneka perempuan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku memiliki beberapa teman yang biasa bermain denganku. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, mereka bersembunyi dari beliau. Kemudian beliau menggiring mereka kembali padaku, lalu mereka bermain lagi bersamaku.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6130 dan Muslim no. 2440).

Maka wahai para suami, kenalilah dengan baik siapa istri kalian, kalian telah mengambilnya dari buaian kasih sayang orang tuanya, dan menjadikannya dalam tawanan rumah kalian, maka kenalilah jalan untuk membuatnya bahagia dan merasa tenang menjadi istrimu, kenalilah cara-cara yang bisa membuatnya menampilkan senyum terindahnya, derai tawanya yang merdu... yang pasti engkau akan merindukannya saat jauh dari sisinya. Jadilah engkau pemimpin yang dirindukan... bukan pemimpin yang ditakuti, dan dapatilah rumah tanggamu menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah Insyaa Allah bi'iznillah Aamiin..

Rabu, 03 September 2014

***~~~~~~~~~~~~~~ NASEHAT SEORANG KAKEK ~~~~~~~~~~~~~~***

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda.

Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, ” Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupak an secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur’An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, ” Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.Sang kakek berkata, ” Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.

Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat Kek, percuma!”

“Jadi kamu pikir percuma?” Jawab kakek.

Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya.”

Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.

“Cucuku,” ujar si kakek kemudian, “hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”


Barakallah fikum..

Senin, 01 September 2014

*~~~~~~~ SANG SUAMI BERTANYA KEPADA ISTRINYA ~~~~~~~*

Sudah shalat ashar ?"..."belum "jawab istrinya pendek.
Suami bertanya lagi : "kok belum shalat, mengapa ? "...
Ketus istrinya menjawab : "aku baru saja pulang, capek sekali dan aku ketiduran sebentar tadi "....
Suaminya menimpali : "baiklah....bangun dan shalatlah ashar dan maghrib sekaligus, sebentar lagi sudah mau masuk waktu isya "....

Pada keesokan harinya suami untuk tugas ke luar kota...seperti biasa seharusnya si suami menelpon istrinya bila telah tiba dengan selamat ditempat kerjanya. Si istri menunggu berjam-jam telepon dari suaminya namun si suami tak juga menghubunginya....pemberitahuan dengan SMS singkat pun tidak ada...si istri pun mulai cemas, ini bukan kebiasaan suaminya...ia berpraduga bermacam-macam dan amat khawatir dengan keselamatan sang suami....berkali-kali ia mencoba menghubungi HP suaminya....terhubung tapi tidak diangkat.

Setelah beberapa jam terakhir si suami mengangkat HP nya....terbata-bata si istri bertanya : "suamiku apakah engkau telah tiba dengan selamat ? "...."Ya, Alhamdulillah "jawab suami pendek...."kapan sampainya ?" Si istri bertanya lagi....cuek si suami menjawab ; "saya sampai kira-kira 4 jam yang lalu "....dengan nada marah si istri berkata lagi : "4jam yang lalu dan tidak menghubungi aku ???
"....masih dengan nada malas si suami menjawab : "aku merasa capek sekali dan aku ketiduran sebentar "....si istri menimpali : "berapa menit sih kalau harus menelpon ku ???
Cuma sebentar masa ngak bisa???apa gak kedengaran bunyi HP mu waktu tadi aku menghubungi bekali-kali???"..." ya aku dengar "jawab suami ....dengan suara sedih si istri berkata : "kok gitu sih..!!apa sudah ngak sayang padaku lagi??? "....si suami menimpali : "aku amat sayang padamu ....tapi kemarin mengapa engkau tidak menyahuti seruan adzan ashar dan bergegas shalat, bukankah shalat itu hanya sebentar....
Bagaimana nanti kalau aku ditanya Allah SWT tentang perbuatan mu itu....apakah engkau sudah tidak sayang padaku ? "....di ujung HP sambil terisak si istri berkata : "engaku benar suamiku....aku mohon maaf...aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi "....
Sejak saat itu si istri tidak pernah lagi mengakhirkan shalat bila telah tiba waktunya....

Sungguh....orang yang benar mencintaimu adalah orang mendorongmu ke depan untuk berjalan bersama di jalan-Nya  ....ia akan terus menyokong mu agar engkau tidak berpaling....atau pun mundur ke belakang !!!
Wallahu a'lam semoga bermamfaat dn bisa di jadikan renungan bagi saya pribadi dan para pembaca Aamiin..

COPASSSS...!!