Laman

Kamis, 18 September 2014

~~~~~~~~~~~~~~~~~*** ALANGKAH BAIKNYA JIKA DI RAHASIAKAN ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Penomena status di dumay'' tapi sebelum saya melanjutkan tulisan ini saya mohon maaf dan tulisan saya ini juga tidak ada maksud untuk menyalahkan ataupun menyindir pihak mana-manapun tulisan saya ini hanya pelepas rasa,mungkin tulisan ini konyol dan tak berbobot dalam pandangan sebagian orang namun terkadang timbul juga rasa malu tatkala melihat status-status entah itu di facebook,twitter,google yang "ke PD an" update status kalau dia sedang senang, sedih, maupun melakukan amal salih,.memang tak ada yang salah mengupdate status di jejaring sosial apalagi kalau niatnya mengingatkan, justru bagus kalau banyak orang yang terinspirasi melakukan kebaikan. tapi....merasa bahwa seseorang yang memberitahuan apa-apa saja amal kebaikan yang dilakukannya itu berlebihan dan ga seharusnya.

CONTOH : mengupdate status bahwa ia baru saja shalat malam atau baru saja setor hafalan atau sedang menahan pandangan dan bla..bla..bla.. untuk apa? bukankah kata Rasullullah sallallahu alaihi wasallam amal yang terbaik itu yang tidak dipamerkan? kenapa tidak menahan diri untuk menjadikan amal itu sebagai rahasia antara anda dan Allah subhanahu wa ta'ala saja?

kalau alasan menginspirasi cukuplah kata-kata Rasulullah sallallahu alahi wasallam yang jadi senjata, apalah arti amal kita dibanding manusia paling sempurna yang diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala. bahkan sebelum menciptakan semua makhluk Allah subhanahu wa ta'ala sudah berncana manciptakan Nabi Muhammad,

"seandainya AKU tidak mencipta engkau yaa Muhammad, niscaya tidak akan KU ciptakan semua makhluk." - hadist qudsi


adi cukuplah keagungan dan tingkah laku manusia paling agung itu yang menjadi contoh atau para sahabat atau orang-orang salih lain yang memang sudah "teruji". justru ketika kita memberitahukan apa-apa yang sudah kita kerjakan terutama amal kebajikan dan amal ibadah yang memang sangat subhanallah luar biasa apa lantas kita menjadi naik derajatnya dimata Allah, memang yakin amal kita diterima? meskipun kita harus memiliki keyakinan Allah akan meridhai dan menerima amal kita, bukankah lebih baik jadi rahasia diri sendiri dan Dia saja?

berhati-hatilah dengan godaan setan yang bisa membuat kita merasa riya' dengan amal yang kita pamerkan, dan berlindunglah dari setan yang akan menghasut pikiran orang lain yang membaca apa yang kita update di jejaring sosial. bukankah dahulu Rasulullah pernah memberitahukan kepada sahabat-sahabat beliau tentang seseorang yang mempunyai amalan khusus yang menyebabkan ia masuk Surga tapi tak ada seorang pun yang sadar apa amalan tersebut sampai salah satu dari mereka datang menginap dirumahnya dan menanyakannya langsung. apakah orang yang dijamin akan berada di Surga itu sebelumnya memamerkan amalannya?

begitupun dengan tokoh-tokoh ulama saat ini, orang-orang yang kesalihannya tak diragukan. siapa diantara mereka yang mungkin banyak sudah tidak hidup di dunia yang memamerkan amal merka? justru orang lain lah yang memberitahukan kepada dunia apa-apa aja yang sudah orang-orang hebat itu lakukan.

tindakan kitalah yang mencerminkan tingkat kemuliaan kita di hadapan Allah, kata-kata tak akan pernah cukup. mengapa harus memamerkan kemesraan dengan Rabbmu? apakah sebegitu senangnya membuat orang lain mengetahui bahwa kita beriman? bahwa kita salih? bahwa kita sangat menjaga diri? biarkan sanjungan itu hanya datang dari Allah, maka sesuai janji-Nya, Ia akan menjadikan seluruh penduduk langit dan bumi mencintaimu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar