Laman

Jumat, 30 Oktober 2015

*~~~ BERSABARLAH HINGGA WAKTUNYA ~~~*

من ثعجل بشيئ عقب بحرمانه

"Man ta'ajjala bisyaiin uqiba bihirmanihi"

Barang siapa yang ingin mendapatkan sesuatu dengan segera (blm saatnya) maka dia akan dihukum dengan sebaliknya (tdk mendapatkannya.

Biarkanlah sebuah proses berjalan dengan alami, jangan dipaksakan untuk mempercepatnya.
Wujud segala seauatu memiliki proses yang tidak sama temponya antara satu dengan yang lainnya. Hargailah prosesnya, bersabarlah....,tunggulah hingga proses itu selesai pada tahapannya masing masing.

Contoh:
Ketika seseorang menggoreng telor dengan api yang besar dengan alasan biar cepat mateng maka yang terjadi sebaliknya. Gosong.., dia tdk mendapatkannya, tdk menikmatinya. Karena gosong. 

Contoh Dalam hukum islam. Seorang anak ingin secepatnya dapat harta warisan dari ayahnya. Dibunuhlah ayahnya biar cepat mati dan dia dapat harta warisan. Tetapi, hukum islam menyatakan, seorang pembunuh ayahnya tdk berhak mendapatkan harta warisan. Dia dikeluarkan dari hak waris.

Bersabarlah., segala sesuat akan indah pada waktunya.

Rabu, 14 Oktober 2015

*~ SUNGGUH NIKMAT & KASIH SAYANG ALLAH ITU SANGATLAH LUAS ~*

Di sebuah negeri Arab, ada seorang yang sudah sepuh, usianya sudah menginjak 80 tahun. Umumnya orang-orang yang sudah berumur, banyak penyakit yang datang silih berganti, tidak terkecuali sang kakek ini. Sang kakek mengidap penyakit kanker prostat yang cukup parah.
Pada suatu hari ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan air urinnya. Anak-anaknya pun membawanya ke rumah sakit agar segera ditangani oleh dokter. Kakek tua ini langsung diperiksa oleh dokter dan diupayakan agar masalahnya bisa teratasi. Alhamdulillah, para dokter bisa mengatasi masalahnya, ia bisa mengelurkan urinnya dan berkuranglah rasa sakitnya. Anak-anaknya menemui dokter yang mengobati ayah mereka, mereka mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan para dokter ini.
Setelah itu, anak-anak kakek ini kembali menemui ayah mereka untuk menghibur dan menenangkan hatinya. Namun ternyata mereka melihat ayah mereka sedang tenggelam dalam deraian air mata. Lalu mereka mengatakan, “Wahai ayah, rasa sakit yang engkau rasakan telah hilang, mengapa ayah menangis?”
Kakek tua ini menenangkan diri dari tangisnya, lalu ia menjawab, “Dokter itu hanya menolongku dalam satu kali kesempatan ini saja, tapi kita benar-benar merasakan kebaikannya, dan kita benar-benar sangat berterima kasih kepadanya. Aku teringat Allah Ta’ala, yang selama 80 tahun ini aku benar-benar dibuai dengan kenikmatan yang Dia berikan kepadaku. Dengan kedermawanan dan kebaikan-kebaikan-Nya, sampai-sampai perkara yang tidak aku minta pun Dia berikan untukku, namun betapa kurang rasa syukurku kepada-Nya.”
Ibnu Qayyim mengatakan, “Jika Allah menyingkapkan kepada hamba-Nya sebuah tabir, dan menunjukkan kepada mereka bagaimana Allah mengatur urusan mereka, betapa Allah sangat menginginkan kebaikan untuk hamba-hamba-Nya lebih dari hamba tersebut menginginkan kebaikan itu untuk dirinya sendiri, dan Allah lebih menyayangi hamba-hamba-Nya lebih dari kasih sayang ibu-ibu mereka, pasti hati mereka akan leleh karena mencintai Allah dan pasti hati mereka akan tersayat-sayat karena berterima kasih kepada Allah.”
Demikianlah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semenjak kita dalam kandungan ibu kita hingga di usia kita saat ini. Banyak kenikmatan yang Allah berikan, bahkan terkadang kita tidak memintanya, dan kita tidak tahu akan mendapatkannya, namun Allah berikan kepada kita lalu kita bahagia dengan kenikmatan yang tidak disangka-sangka itu.
Sampai Imam Ibnu Qayyim menggambarkan jika saja kita benar-benar menyadari nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita niscaya kita akan sangat mencintainya dan ketika kita benar-benar menyadari nikmat-Nya, hati kita akan tersayat-sayat betapa kita selama ini tidak berterima kasih kepada-Nya.

Senin, 05 Oktober 2015

*~~ SETETES MADU JATUH DI ATAS TANAH ~~*

🐜Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut. . .

🐜Hmmm... manis. Lalu dia beranjak hendak pergi. .
.
. 🐜Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. .
.
. 🐜Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya. .
.
. 🐜Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi. .
.
. 🐜Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu. .
.
. 🐜Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan
tanah. .

. . 🐜Dan... Tentu saja tak bisa bergerak. .

. . 🐜Malangnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu. ..

. 🌀Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab : .

. ✨"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.

💦Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.

💦Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa." .
-------------
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّار
ُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. Al- An'am : 32)