Laman

Minggu, 29 Maret 2015

~~~ MULAILAH DARI HAL YANG KECIL ~~~

Saad bin Ubadah radhiyallahu anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud).
Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya untuk memberi atau bersedekah air kepada orang atau makhluk lain yang membutuhkannya. Sebab, ketika kita melakukan hal ini berarti kita telah melakukan amal utama yang akan mendatangkan pahala, pengampunan dosa, dan jalan meraih surga.
Memberi atau bersedekah air dapat diwujudkan dengan memberikan air minum secara langsung kepada orang yang kehausan ataupun kepada binatang lain yang sedang mengalami kehausan. Selain itu, bersedekah pun dapat diwujudkan dengan membangun sumber air atau mengalirkan air ke tempat-tempat yang sulit atau kekurangan air sehingga masyarakat atau lingkungan sekitarnya merasakan kemudahan mendapatkan air, baik untuk minum maupun untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Suatu saat ada seorang laki-laki berjalan dan di tengah-tengah perjalanan ia mengalami kehausan. Kemudian, ia mendapatkan sebuah sumur, lalu turun ke dalamnya dan minum darinya. Lantas ia keluar dan tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan, lalu orang itu berkata, ‘Anjing ini benar-benar telah kehausan seperti saya tadi juga kehausan.
Ia pun turun ke sumur lagi dan mengisi sepatunya dengan air sampai penuh. Kemudian, ia menggigit sepatunya sehingga ia naik ke atas dan memberi minum anjing itu. Allah pun memuji perbuatan orang itu dan mengampuni dosanya.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kalau kita menolong binatang juga mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Menolong setiap makhluk yang bernyawa itu mendatangkan pahala.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dikatakan, “Kemudian Allah memuji perbuatan orang itu dan memberi ampunan kepadanya serta memasukkannya ke dalam surga.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim lainnya disebutkan, “Suatu saat ada seekor anjing yang berputar-putar di sekitar sumur yang hampir mati karena kehausan. Kemudian, ada seorang pelacur dari Bani Israil yang melihat anjing itu, lalu ia melepas sepatunya dan mengambilkan air untuk anjing itu, dan ia pun meminumkannya kepada anjing itu. Maka, diampunilah dosa orang itu lantaran perbuatannya itu.” (Bukhari dan Muslim)

Sabtu, 07 Maret 2015

*~~~ BETAPA MULIANYA ENGKAU I B U ~~~*

RAHMATMU YA RABBY
PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU???
PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA???
PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA???
Atau setelah kita dewasa
Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup
Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya
Dengan gandengan tangannya
Dengan pelukannya
Dengan dekapannya
Dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
Dengan, segala belas kasihnya
Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya
Akhi/ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu
Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan…
Kau pun takkan pernah bisa membalasnya…
Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia…
Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati..
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan ia bisa kembali tersenyum
Dia rela memakai sandal yang usang, asalkan anaknya pakai sandal baru
Dia rela begadang aslkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar di perutnya, tp dia g' tahan melihat anaknya kelaparan
Dia rela nyawanya digadaikan asalkan anaknya hidup
Dia rela hatinya diiris-iris aslkan anaknya senang
Akhi\Ukhti..
Bila kau berada dekat dengan ibunya,
maka hampirilah ia sekarang…
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhanya
Pijat kakinya
Dan ucapkan Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shoghiran
Bila kau jauh darinya, telponlah dia, denganrkan suaranya, mintalah doanya
Dan kirimkanlah sesuatu untuknya
Dan bila dia berada di alam yang berbeda…
Angkatlah tanganmu
Pujilah Rabbmu
Dan doakan ibumu
SeLaLu
RABBYGHFIRLI waliWAALIDaYYa WArHamHuma KAMa RobbaYani SHagira

*~~~ KISAH ANAK PENGHAFAL AL-QUR'AN ~~~*

Kisah nyata ini ditulis dengan harapan, semoga dapat menginspirasi terutama yang menuliskannya, agar menjalani kehidupan yang singkat ini dengan sebaik-baiknya, dan menyongsong kematian yang pasti datang dengan senyuman...
Kisah ini tersebar di seantero Ponpes Imam Bukhari Solo, karena terjadi belum sampai seminggu ini, tentang seorang gadis belia yang tawanya membuat iri semua orang yang mendengarnya...
Tersebutlah kisah gadis belia ini, kita sebut saja namanya si A. Si A adalah seorang anak yang dengan izin Allah mampu menghapalkan AlQur'an dalam usianya yang masih belasan tahun.
Walaupun ia harus berpisah dari keluarganya di Makassar dan menuntut ilmu di pulau Jawa, dan ia melakukannya dengan penuh semangat. Di pondok pesantren pun dia terkenal akan kebiasaannya melakukan puasa daud, yakni sehari berpuasa dan sehari berbuka...
Suatu hari di saat si A sedang berpuasa, ia dan 2 orang temannya sedang keluar untuk mencari hidangan untuk berbuka puasa. Di sore hari ini saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
Spontan ketiga anak ini berlari secepatnya agar cepat sampai ke tujuan maupun mencari tempat untuk berteduh. Kawan-kawannya berlari mendahului si A, dan si A ketinggalan di belakang...
Tiba-tiba si A terjatuh, dan ia pun berusaha bangun lagi untuk berlari. Lalu ia pun terjatuh untuk kedua kalinya, alhamdulillah ia bisa bangkit lagi. Dan akhirnya untuk ketiga kalinya ia terjatuh lagi, kali ini nampaknya ia tidak mampu untuk kembali bangun dan bangkit lagi...
Warga yang melihatnya pun langsung menolongnya, menggendongnya menuju ke rumah salah seorang warga.
Dan di sana qadarallah, gadis belia bercadar ini menghembuskan nafasnya yang terakhir, dan seketika rumah itu di penuhi dengan aroma harum semerbak...
Satu hal yang pastinya membuat terharu, kagum sekaligus membuat iri semua orang yang menyaksikan jenazah gadis belia penghapal qur'an ini (bahkan orang2 yang hanya mendengar ceritanya), ialah ia meninggal dalam keadaan berpuasa, ia meninggal dengan tawa yang terukir di wajahnya (sesuatu yang lebih lebar dari senyuman tersungging di wajahnya) dan aroma harum semerbak pun mengiringi kepergiannya, Allahu Akbar!!!
Banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah gadis belia ini, kisah tentang semangat menuntut ilmu, kisah tentang semangat beribadah, kisah tentang ketaatan, kisah tentang kematian yang tidak memandang usia, kisah tentang orang yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tapi in syaa Allah dikenal oleh penduduk langit...
Allahummaghfirlaha... Semoga Allah tempatkan gadis belia ini di dalam naungan kasih sayangNya dan semoga Allah tabahkan hati seluruh keluarganya...
Dan semoga Allah takdirkan kita suatu hari kelak bisa tersenyum saat maut datang menjemput kita, tersenyum saat malaikat mengangkat ruh kita dan menghadap Rabbul 'Izzati yang kita cintai dengan senyuman itu...
Aamiin yaa Rabbal 'alamin...
16 Jumadil Awal 1436 Hijriyah/7 Maret 2015
(Diceritakan oleh ustad Amrullah teman dari ayah si A)

Jumat, 06 Maret 2015

~ KISAH PEMUDA YANG NEKAD MELAMAR PUTRINYA SYAIKH AL UTSAIMIN ~

Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih:
Beliau bercerita sendiri dalam muhadharah beliau, ketika beliau masih berstatus mahasiswa di al qashim, beliau mendatangi majlis syaikh al 'utsaimin. setelahnya dari majlis tersebut, beliau menghampiri syaikh 'utsaimin yang hendak pulang ke rumah syaikh 'utsaimin, karena syaikh 'utsaimin selalu berjalan kaki dari rumah ke tempat kajian begitu pula sebaliknya. ditengah jalan pemuda itu nekat memberanikan diri untuk bertanya, 'syaikh apakah antum mempunyai anak perempuan?',
ketika mendengar pertanyaan pemuda tersebut, syaikh 'utsaimin berubah mimik mukanya dan bertanya, 'ada apa akh?',
pemuda itu menjawab, 'kalau ada, ana berniat meminangnya, bolehkah ana meminangnya?...
lalu apa yang dilakukan syaikh utsaimin? apakah beliau bertanya usaha bapak kamu apa? kamu sudah hafal hadits berapa? sebelumnya kamu lulusan apa? gaji kamu berapa? tabungan kamu berapa?
Bahkan syaikh 'utsaimin tidak memberikan sebuah pertanyaanpun kepada pemuda ini, syaikh 'utsaimin hanya berkata, "Tunggulah kabar dariku, Insya Allah akan aku telephon..."
Lalu dalam hari-hari penantian kabar tersebut, pemuda ini mengalami kegelisahan juga, satu hari berlalu, dua hari berlalu, hingga sepekan berlalu, beliau bertanya dalam hati, "apakah syaikh lupa ya, perlukah saya mengingatkannya?", namun pemuda ini teringat perkataan syaikh yang menyuruhnya menunggu...
Hingga akhirnya sebulan setelah peristiwa itu ada telephone yang dialamatkan ke asrama, namun kebetulan pemuda ini sedang kuliah. akhirnya dari pihak asrama menyampaikan ke pemuda ini bahwa beliau dicari oleh syaikh 'utsaimin...
Dalam hati dia bertanya, "kenapa ya syaikh 'utsaimin mencariku?" karena ternyata pemuda ini sudah agak pesimis dan bahkan agak terlupakan...
Ketika beliau telp syaikh 'utsaimin, beliau bertanya, "ada apa syaikh?" "ana ingin melanjutkan pembicaraan kita waktu itu akhi?", "pembicaraan yang mana syaikh?",
"pembicaraan ketika anta menyusul ana di jalan… akhi silahkan kamu lanjutkan prosesnya?!!!",
pemuda itupun terkejut, ternyata syaikh 'utsaimin masih mengingatnya dan beliaupun akhirnya membalas pernyataan syaikh 'utsaimin dengan terbata-bata,
"syaikh, perkenankan ana mengabari orang tua ana terlebih dahulu untuk kelanjutannya...",
"silakan akhi, ana tunggu kedatangan kalian..."
karena ternyata pemuda yang bermodal nekat ini juga belum memberitahukan orangtuanya kalau beliau hendak melamar anak syaikh 'utsaimin...
Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan syaikh 'utsaimin selama satu bulan tersebut?
Inilah adab 'ulama yang harus dicontoh oleh wali seorang anak perempuan...
Syaikh 'utsaimin ternyata menyelidiki sendiri tentang pemuda ini, dari pergaulannya, bagaimana dimata teman-temannya, dimata gurunya, bagaimana keseriusan dalam belajarnya, prestasinya di kampus, latar belakang keluarganya... itu beliau lakukan sendiri...?!!!
Bukannya langsung ditanyakan kepada pemuda itu di tempat itu dan saat itu juga... Dan akhirnya setelah mengetahuinya dengan jelas, barulah beliau memutuskannya setelah bermusyawarah dengan keluarga beliau pastinya...
Pemuda ini adalah Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih
"MaasyaAllah..." ---sikap syaikh Utsaimin bagus diteladani oleh para ayah ataupun wali yang memiliki anak gadis/ saudari yang sudah siap untuk menikah.