Laman

Senin, 10 Agustus 2015

'' *~~~ AH,ITU KAN CUMAN SUNNAH ~~~* ''

                              Bismillah.

                                                         “Ah, itu kan Cuma Sunnah.”

Itulah kebanyakan yang terucap dari lisan para umat muslim zaman sekarang ini.
Teringat akan sebuah kisah nyata dari seorang remaja, ketika dalam sebuah pekerjaan di salah satu instansi bidang pendidikan, kala itu, beberapa pria sedang asik berbincang dengannya. 

Si bapak :
“mas, jenggotnya nggak di cukur? Nggak risih apa? Lagian kurang rapih kelihatannya mas, itu juga celananya, naik naik gitu, nggak cocok banget sama kerapihan dalam dunia kerja.”

Si remaja :
“Ini kan sunnah pak, memang dilarang ya dalam instansi ini bergaya seperti ini?”

Si bapak :
“Bukan dilarang mas, tapi kurang etis terlihat. Dan lagian itu juga kan cuma sunnah mas, dikerjakan dapet pahala, nggak di kerjakan nggak dosa, ya kan?”

Sahabat, lagi lagi masih banyak saudara kita yang lupa akan pentingnya mengerjakan sunnah sunnah nabi kita shallallahu alaihi wasallam. padahal sunnah bukanlah untuk ditinggalkan sobat, bahkan sebaliknya, justru itu untuk kita kerjakan sebagai pelengkap/tambahan amalan-amalan fardhu. Ingatlah, banyak perkara sunnah yang berpahala amat besar, Seperti shalat qabliyah shubuh yang lebih baik dari dunia dan seisinya, Bahkan ada amalan sunnah yang menjadi tonggak kebaikan, yaitu menyegerakan berbuka bagi yang menjalankan shaum.

Dan juga ganjaran bagi yang tidak menjalankan sunnah nabi yang mulia rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu sangat berat. Kita ambil contoh dalam masalah sholat berjamaah saja. Banyak dari kita yang berpendapat seperti ini,

“yang penting kan tidak ketinggalan sholat 5 waktunya. Kalau masalah berjamaah di masjid kan Cuma sunnah. Jadi mau dikerjakan syukur, nggak di laksanakan juga nggak apa-apa. Yang penting pahala wajibnya kan tetap dapet.”

Subhanallah. Dan ini masalah yang juga banyak dari kita menyepelekannya sobat. Dan ganjaran bagi yang meninggalkannya pun sangat berat. Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh rasulullah kepada kita dalam sebuah haditsnya,

“Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)

Sungguh, hadits di atas menunjukan betapa luar biasanya sholat berjamaah, dan itu bukan hanya sekedar sunnah sobat, karena jika hanya sekedar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang meninggalkannyadengan membakar rumah rumah mereka. Rosullullah tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan sholat berjamaah, karena sudah ada orang yang melaksanakannya sebelumnya.

Dan juga Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu pernah berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”. Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???

Dan juga lihat pesan di bawah ini sahabat, 
Al Qurthubi rahimahullahu berkata: 
"Siapa yang terus menerus meninggalkan sunnah, maka itu kekurangan dalam agamanya.. 
Jika ia meninggalkannya karena meremehkan dan tidak suka.. 
Maka itu kefasikan..

Karena adanya ancaman dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : 
"Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan dari golonganku."

Dahulu para shahabat dan orang-orang yang mengikutinya.. 
Senantiasa menjaga yang sunnah sebagaimana menjaga yang wajib.. 
Mereka tidak membedakan keduanya dalam meraih pahala.. 

(Fathul Baari syarah Shahih Al Bukhari 3/265).

Dan terakhir,
Mari hiasi hari hari kita dengan sunnah.. 
Meraih cinta Allah.. 
Dia berfirman dalam sebuah hadits qudsi.. 
"Senantiasa hambaKu bertaqarrub (mendekatkan diri) kepadaku dengan ibadah yang sunnah hingga Aku mencintainya." 
Untuk inilah kita berlomba..
Disarikan dari :
~ Ust. Abu yahya badrussalam dalam catatan singkatnya “walaupun tidak wajib”

Minggu, 09 Agustus 2015

*~~~ RISALAH HIKMAH ~~~*

Kita tidak bisa mengubah yang telah terjadi.
Juga tidak bisa menggariskan masa depan.
Lalu mengapa membunuh diri kita dengan penyesalan,
atas apa yang sudah tidak bisa kita ubah?
Hidup itu singkat sementara targetnya banyak.
Maka tataplah awan dan jangan lihat ke tanah .
Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang Maha Mengetahui hal yang gaib...
Dan ucapkan "alhamdulillah" atas apa saja.
Kapal Titanic dibuat oleh ratusan orang.
Sedangkan kapal nabi Nuh alahissalam dibuat hanya oleh satu orang.
Tetapi, Titanic tenggelam. Sedangkan kapal Nabi Nuh alahissalam menyelamatkan ummat manusia.

Taufik hanya dari Allah subhanahu wa ta'ala
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga
Tempat, dimana org tua kita, Adam alahissalam, tinggal pertama kali...
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara. Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.

Maka berusahalah semampumu, untuk mengejar kafilah orang-orang shalih, yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas, di akhirat sana...
Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini!

Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh
Atau karena ditinggal orang tercinta...
Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat Perpisahan adalah ketika satu diantara kita masuk surga, sedang yang lainnya terjebak sebelum sampai ke tujuanya yaitu surga dan ana berharap semoga semua kita,semua ahli kluarga kita dan para pembaca tercatat sebagai ahli surga-Nya Aamiin Ya Rabb.