Laman

Kamis, 02 April 2015

~~~ NIKMAT PERUSAK KE NIKMATAN ~~~

Sobat ! Sadarkah anda bahwa setiap nikmat yang anda dapatkan menghancurkan nikmat lain yang lebih dahulu anda dapatkan?
Ingat di saat anda memiliki sepeda? Nikmat sepeda menjadikan anda lupa akan nikmat bisa berjalan kaki.
Selanjutnya, nikmat memiliki kendaraan mewah menyebabkan anda lupa & bahkan meremehkan nikmat bersepeda.
Nikmat makan sate menjadikan anda lupa dan bahkan meremehkan nikmat makan tempe.
Nikmat memiliki apartemen mewah menyebabkan anda memandang sebelah mata nikmat rumah tipe SS (sangat sempit).
Sebaliknya juga demikian setiap derita menyebabkan anda lupa akan derita sebelumnya yang lebih ringan.
Di saat anda memiliki kendaraan butut, mungkin anda merasa menderita. Namun ternyata derita ini terlupakan ketika anda ditimpa derita lain semisal derita lumpuh atau derita menanti kendaraan umum yg tak kunjung datang sedangkan hujan lebat mulai membasahi tubuh anda .
Di saat makan berlaukkan tempe penyet, mungkin anda merasa menderita karena melihat orang lain mampu membeli dan menikmati sate.
Namun demikian derita ini sekejap akan terlupakan disaat anda benar benar kelaparan namun tidak mendapatkan makanan apapun, walau hanya sepotong tempe.
Karena itu jadilah orang yang selalu cerdas dalam menyikapi setiap keadaan yg menimpa anda. Di saat mendapat kenikmatan maka lihatlah orang yang ada dibawah anda, agar nikmat yang anda dapatkan semakin terasa nikmat dan tidak menghapuskan nikmat sebelumnya.
Dan sebaliknya, disaat ditimpa kesusahan juga demikian, lihatlah orang yang lebih susah dibanding anda agar kesusahan itu berubah dan terasa nikmatnya. Inilah kunci hidup bahagia, sederhana bukan?
Merasa selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'aala dan memiliki sifat qona'ah itulah kuncinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Lihatlah kepada orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang di atas kalian (dalam perkara harta dan dunia) karena yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allaah yang telah diberikan kepada kalian."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, no. 6490, Muslim dalam Shahiihnya, kitab az-Zuhd wa ar-Raqa'iq, no. 2963 [9], 5264, at-Tirmidzi, no. 2513, dan Ibnu Majah, no. 4142)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"(Hakikat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda. Namun kaya (yang sebenarnya) adalah kaya hati (merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang telah dikaruniakan kepadanya)."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 6446, Muslim, no. 1051, Ahmad, II/243, 261, 315, dan Ibnu Majah, no. 4137)
Allaahul Muwwafiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar