Laman

Jumat, 13 Februari 2015

*~~~ SEPERCIK HIKMAH DARI PADI ~~~*

"Mereka Berdiri dalam Shaf-Shaf yang rapih"
Tangkai nya sederhana, daunnya pun biasa saja.
Tumbuh di lumpur kotor nan basah, bersahabat dengan rerumputan.
Namun mereka hidup rukun, saling menguatkan & berpegangan tangan, hingga mereka beranjak dewasa - berbunga menebarkan serbuk sari kebahagiaan di usia mudanya - mempersiapkan diri nya hingga matang, seiring berisi semakin merunduk, lalu menguning mengukirkan senyum diwajah petani yang setia menengok nya di setiap pagi.
Usia nya tidak lama, tapi sungguh ia telah dewasa!
Cerita hidupnya singkat, tapi berkesan syarat manfaat.
Tak peduli bagi siapa saja, ikan-ikan yang bermain sambil berteduh atau serangga pencuri & ulat-ulat nakal.
Dari sosok nya banyak lukisan keteladanan untuk kita, manusia.
Akarnya tidaklah kokoh...
Tapi cukup menunjang batangnya yang sederhana.
Karena hidupnya memang tidak lama, tugas utamanya hanya memberi manfaat kepada manusia & makhluk-Nya yang lain.
Selebihnya mereka bertasbih memuji-Nya, lalu khusyuk mempersiapkan benih-benih berkualitas untuk keturunannya agar kelak terlahir tunas baru yang berkualitas pula sebagai warisannya...
Lihatlah saudaraku !
Mereka memang memiliki intuisi & disiplin yang tinggi, hingga berpredikat & menuai kesan sang pencetak benih unggul dimata makhluk mulia yang bernama manusia!
Dikeseluruhan hidupnya mereka sibuk mempersiapkan buahnya, mereka memberi ketenangan..
Kepada petani yang menatapnya.
Ketika mereka mulai menguning, petani bahagia memandanginya, dari surau kecilnya selepas ashar atau di antara embun-embun gemericik disubuh harinya.
Masha Allah !
Akarnya tidak kokoh, tapi kuat mencengkram !
Mereka tidak ingin terpisah dari kelompoknya,
mereka ingin tubuhnya yang rapuh tetap teguh !
Mereka berdiri dalam shaf-shaf yang rapi...
Mereka tak segan bergabung dengan kelompok-kelompok lain
menjaga silaturahim mengikatkan kekuatan.
Allahu akbar.
Lihatlah!
Lihatlah padi yang bisa berdiri kokoh di atas lumpur basah!
Mereka kuat karena saling berpegangan bersama saudaranya,
hidup rukun, saling melengkapi & menguatkan.
Hingga saatnya nanti, ketika angin berhembus...
Mereka berpelukan, mereka berserikat dalam satu kesatuan..
Sungguh mereka kuat bukan karena sepohon nan kokoh, batang nya pun rapuh. Mereka hanya berdiri bersamaan,
tidak menghiraukan lagi perbedaan kualitas atau "jenis".
Lihat saja satu padi yang berdiri sendiri, atau terpisah dari jemaahnya..
Ia lemah, ketika buahnya mulai matang, tubuhnya patah & tumbang,
ia terjatuh, ia butuh sandaran..
Begitupun manusia yang butuh seseorang atau kawan dalam hidupnya.
Kita butuh saudara untuk sekedar bersandar, meneguhkan jiwa yang rapuh, melengkapi & memahami satu sama lain, menjalin silaturahim, mendekapkan ukhuwah & berserikat agar menjadi kuat.
Begitulah padi-padi yang "telah dewasa",
semakin berisi semakin merunduk.
Adalah cerminan tak terbantahkan bagi manusia yang berakal.
Semakin berilmu seharus nya semakin menunduk.
Semakin banyak yang ia ketahui, semakin ia sadar bahwa banyak hal yang belum ia ketahui, banyak hal yang harus ia pelajari & ketahui di dunia ini.
Hingga ia lebih khusyuk menunduk dengan sempurna ketimbang sibuk & di sibukan gelora nafsunya.
Lihatlah lagi, sang padi tak pernah riya atas kebaikannya..
Bahkan ia tetap diam.
Tidak sekalipun gaduh atau mengaduh saat dipangkas pak petani,
daun-daunnya hanya gemerisik sebagai isyarat tasbihnya..
Ia tidak sombong..
Padahal mereka adalah superstar hebat yang dikenal di seluruh dunia.
Lihatlah ketawadhuan mereka,
mereka tetap teguh berzuhud & mempersiapkan dirinya.
Karena merekapun tau, tak lama di dunia ini, hingga kesemua dari mereka diam & menunduk dimasa kematangannya.
Adapun kerabat padi yang congkak berdiri, dan enggan menunduk..
Ulat nakal penggoda disekitarpun tahu, dan dapat memastikan bahwa tidak berisi, seperti manusia yang merasa pandai & benar sendiri, ia laksana padi yang gagal. Hanya padi yang tak berisi, ia berdiri dengan congkak dengan kekosongan.
Laksana padi yang Mati..
Laksana hati manusia yang mati sebelum kematian raganya tiba!
Semoga itu bukan padi yang mati,
semoga itu hanyalah padi muda yang belum terisi.
Menunduklah...saudaraku.
Belajarlah lagi, lihatlah sekitaran.
Menunduklah sebelum kematian memangkas harapan.

1 komentar: