Laman

Senin, 24 November 2014

***~~~~~~~~` MUHASABAH ~~~~~~~~~~~***

   Hidayah itu tak selamanya ada di hati. Layaknya bunga, ia butuh dijaga, dipelihara dan dirawat dengan sepenuh hati. Ketika ada dorongan hati ingin melakukan kebaikan yang ini dinamakan hidayah, maka rengkuhlah ia. Dekap dirinya dengan cara segera melaksanakan kebaikan itu agar tak sekadar berupa keinginan atau niat. Tak perlu menunggu terlalu banyak pertimbangan yang hanya mengakibatkan hidayah pergi dan enggan kembali. Sungguh, sayang sekali.
   Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah bersabda bahwa barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya niscaya akan dipahamkan masalah agama. Ketika seseorang mendapat hidayah entah itu ingin berhijab, ingin keluar dari lingkaran riba, ingin bekerja yang halal, tidak mau pacaran dan lain sebagainya, itu artinya Allah telah memberikan petunjuk kebaikan padanya. Merugi orang-orang yang tidak segera menyambut pancaran hidayah yang tidak semua bisa mendapatkannya.
  Tak perlu beribu alasan untuk membenarkan nafsu berpaling dari hukum Allah. Karena itu, senyampang hidayah masih mau bersemayam di hati, rengkuh dan genggamlah ia. Jangan pernah dilepaskan lagi apapun yang terjadi
   Ketukan hati pada kebaikan ini jangan dibiarkan saja. Jaga ia dengan terus berdoa dan memaksimalkan usaha. Bilapun ada satu dan lain hal kendala menghadang, jangan langsung putus asa. Berkumpullah dengan orang-orang salih karena mereka akan ikut menjaga hidayah yang sudah mulai tumbuh dalam hati. Ketika si pacar tak mau diputuskan padahal kamu sudah tahu hukum pacaran dalam Islam, maka jangan mudah menyerah.
   Begitu pun ketika kamu memutuskan untuk bekerja tanpa riba, yakinlah bahwa rezeki Allah itu luas. Riba hanya menjadikan hidupmu tidak berkah. Keyakinan yang kuat untuk meninggalkan yang haram dan bersegera pada kebaikan ini butuh lingkungan yang mendukung. Berteman dengan orang-orang yang salih adalah salah satu upaya untuk menjaga hidayah agar ia semakin kokoh.
   Sami’na wa atho’na. Saya dengar dan saya patuh. Inilah sikap para sahabat dan salafus salih terdahulu ketika mereka mengetahui salah satu hukum dalam Islam. Mereka mendengar dan langsung patuh. Tak perlu beribu alasan untuk membenarkan nafsu berpaling dari hukum Allah. Karena itu, senyampang hidayah masih mau bersemayam di hati, rengkuh dan genggamlah ia. Jangan pernah dilepaskan lagi apapun yang terjadi. Wallahu alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar