Laman

Senin, 05 Oktober 2015

*~~ SETETES MADU JATUH DI ATAS TANAH ~~*

🐜Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut. . .

🐜Hmmm... manis. Lalu dia beranjak hendak pergi. .
.
. 🐜Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. .
.
. 🐜Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya. .
.
. 🐜Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi. .
.
. 🐜Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu. .
.
. 🐜Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan
tanah. .

. . 🐜Dan... Tentu saja tak bisa bergerak. .

. . 🐜Malangnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu. ..

. 🌀Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab : .

. ✨"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.

💦Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.

💦Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa." .
-------------
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّار
ُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. Al- An'am : 32)

Rabu, 16 September 2015

''~~~ SAYA TAK MAU BERPISAH DENGAN HARTA SAYA..~~~''


Haji Usman, sebutlah begitu nama beliau. Mungkin orangtuanya dulu berdo'a agar sang putra mewarisi kemuliaan Sayyidina Utsman ibn Affan Radhiyallahu ‘Anhu.

Pemilik salah satu usaha batik terkemuka di Yogyakarta ini memang dikenal atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina di matanya.

Ringan baginya membuka kotak persediaan, gampang baginya menyeluk kantong simpanan dan seakan tanpa beban dia mengulur bantuan.

Inilah mungkin sosok nyata orang yang dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi beliau.

“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan...hingga seperti haji Usman, bershadaqah terasa ringan.”

“Wah,” sahut Haji Usman tertawa, “salah alamat!”

“Lho?”...

“Lha iya. Kalian datang pada orang yang salah. Lha saya ini SANGAT MENCINTAI HARTA SAYA je. Saya ini sangat mencintai kekayaan saya je.”

“Lho?”..

“Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI. Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya. Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu. TITIP pada Masjid, TITIP pada anak yatim, TITIP pada madrasah, TITIP pada pesantren, TITIP pada pejuang fii sabilillah. Alhamdulillah ada yang berkenan dititipi, saya senang sekali. Alhamdulillah ada yang sudi diamanati, saya bahagia sekali. Pokoknya DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL LAGI. Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat di akhirat. 

Senin, 10 Agustus 2015

'' *~~~ AH,ITU KAN CUMAN SUNNAH ~~~* ''

                              Bismillah.

                                                         “Ah, itu kan Cuma Sunnah.”

Itulah kebanyakan yang terucap dari lisan para umat muslim zaman sekarang ini.
Teringat akan sebuah kisah nyata dari seorang remaja, ketika dalam sebuah pekerjaan di salah satu instansi bidang pendidikan, kala itu, beberapa pria sedang asik berbincang dengannya. 

Si bapak :
“mas, jenggotnya nggak di cukur? Nggak risih apa? Lagian kurang rapih kelihatannya mas, itu juga celananya, naik naik gitu, nggak cocok banget sama kerapihan dalam dunia kerja.”

Si remaja :
“Ini kan sunnah pak, memang dilarang ya dalam instansi ini bergaya seperti ini?”

Si bapak :
“Bukan dilarang mas, tapi kurang etis terlihat. Dan lagian itu juga kan cuma sunnah mas, dikerjakan dapet pahala, nggak di kerjakan nggak dosa, ya kan?”

Sahabat, lagi lagi masih banyak saudara kita yang lupa akan pentingnya mengerjakan sunnah sunnah nabi kita shallallahu alaihi wasallam. padahal sunnah bukanlah untuk ditinggalkan sobat, bahkan sebaliknya, justru itu untuk kita kerjakan sebagai pelengkap/tambahan amalan-amalan fardhu. Ingatlah, banyak perkara sunnah yang berpahala amat besar, Seperti shalat qabliyah shubuh yang lebih baik dari dunia dan seisinya, Bahkan ada amalan sunnah yang menjadi tonggak kebaikan, yaitu menyegerakan berbuka bagi yang menjalankan shaum.

Dan juga ganjaran bagi yang tidak menjalankan sunnah nabi yang mulia rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu sangat berat. Kita ambil contoh dalam masalah sholat berjamaah saja. Banyak dari kita yang berpendapat seperti ini,

“yang penting kan tidak ketinggalan sholat 5 waktunya. Kalau masalah berjamaah di masjid kan Cuma sunnah. Jadi mau dikerjakan syukur, nggak di laksanakan juga nggak apa-apa. Yang penting pahala wajibnya kan tetap dapet.”

Subhanallah. Dan ini masalah yang juga banyak dari kita menyepelekannya sobat. Dan ganjaran bagi yang meninggalkannya pun sangat berat. Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh rasulullah kepada kita dalam sebuah haditsnya,

“Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)

Sungguh, hadits di atas menunjukan betapa luar biasanya sholat berjamaah, dan itu bukan hanya sekedar sunnah sobat, karena jika hanya sekedar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang meninggalkannyadengan membakar rumah rumah mereka. Rosullullah tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan sholat berjamaah, karena sudah ada orang yang melaksanakannya sebelumnya.

Dan juga Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu pernah berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”. Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???

Dan juga lihat pesan di bawah ini sahabat, 
Al Qurthubi rahimahullahu berkata: 
"Siapa yang terus menerus meninggalkan sunnah, maka itu kekurangan dalam agamanya.. 
Jika ia meninggalkannya karena meremehkan dan tidak suka.. 
Maka itu kefasikan..

Karena adanya ancaman dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : 
"Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan dari golonganku."

Dahulu para shahabat dan orang-orang yang mengikutinya.. 
Senantiasa menjaga yang sunnah sebagaimana menjaga yang wajib.. 
Mereka tidak membedakan keduanya dalam meraih pahala.. 

(Fathul Baari syarah Shahih Al Bukhari 3/265).

Dan terakhir,
Mari hiasi hari hari kita dengan sunnah.. 
Meraih cinta Allah.. 
Dia berfirman dalam sebuah hadits qudsi.. 
"Senantiasa hambaKu bertaqarrub (mendekatkan diri) kepadaku dengan ibadah yang sunnah hingga Aku mencintainya." 
Untuk inilah kita berlomba..
Disarikan dari :
~ Ust. Abu yahya badrussalam dalam catatan singkatnya “walaupun tidak wajib”

Minggu, 09 Agustus 2015

*~~~ RISALAH HIKMAH ~~~*

Kita tidak bisa mengubah yang telah terjadi.
Juga tidak bisa menggariskan masa depan.
Lalu mengapa membunuh diri kita dengan penyesalan,
atas apa yang sudah tidak bisa kita ubah?
Hidup itu singkat sementara targetnya banyak.
Maka tataplah awan dan jangan lihat ke tanah .
Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang Maha Mengetahui hal yang gaib...
Dan ucapkan "alhamdulillah" atas apa saja.
Kapal Titanic dibuat oleh ratusan orang.
Sedangkan kapal nabi Nuh alahissalam dibuat hanya oleh satu orang.
Tetapi, Titanic tenggelam. Sedangkan kapal Nabi Nuh alahissalam menyelamatkan ummat manusia.

Taufik hanya dari Allah subhanahu wa ta'ala
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga
Tempat, dimana org tua kita, Adam alahissalam, tinggal pertama kali...
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara. Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.

Maka berusahalah semampumu, untuk mengejar kafilah orang-orang shalih, yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas, di akhirat sana...
Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini!

Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh
Atau karena ditinggal orang tercinta...
Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat Perpisahan adalah ketika satu diantara kita masuk surga, sedang yang lainnya terjebak sebelum sampai ke tujuanya yaitu surga dan ana berharap semoga semua kita,semua ahli kluarga kita dan para pembaca tercatat sebagai ahli surga-Nya Aamiin Ya Rabb.

Jumat, 15 Mei 2015

*~~ IKHWAN IDAMAN ITU ~~*

Bismillah..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuhu
Ikhwani wa akhwati fillah yang semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta lindungan-Nya kepadamu Aamiin..
Berbicara tentang seorang ikhwan atau calon imam dalam mengharungi kehidupan berumah tangga akan banyak versi masing-masing orang dalam menilai dari segi sesuai pemikiran orang tersebut namun ana sedikit ingin berbagi dari coretan ini semoga ini jadi bahan renungan bagi diri pribadai dan ikhwani wa akhwati fillah

Ikhwan idaman itu adalah yang sejak awal sudah mempersiapkan semua untuk rumah tangganya. 
Dia telah bekerja keras di masa muda untuk menyusun rencana demi membahagiakan wanita terbaik yang kelak menjadi istrinya. Sehingga ketika tiba saat pernikahan, sang istri akan sangat beruntung mendapatkannya.

Sehebat apapun seorang ikhwan....

Setampan apapun ikhwan itu...

Setinggi apapun kehormatannya... 

Dan sekaya apapun orang tuanya,dia tak akan pernah bernilai jika semua kebutuhan rumah tangga harus mengandalkan kekayaan orang tuanya.


Meski hidup berkecukupan sang istri akan merasa kekurangan. 
Dia kekurangan sosok yang bisa dibanggakan atas kerja kerasnya. Bayangkan bagaimana anak-anaknya kelak akan mencari teladan dari sosok seorang ayah.

Jika ayahnya sendiri tidak mandiri dan selalu mengandalkan orang tuanya,sungguh akan jauh lebih indah pernikahan sederhana dimana suami bertanggung jawab sebagai nakhodanya. 

Dia telah mempersiapkan semua demi istri dan anaknya. 
Tak perlu berpenghasilan tetap tapi tetap berpenghasilan. 
Tak perlu berwajah tampan tapi berwibawa dalam menata tujuan menggapai masa depan.

Di situlah ada rasa bahagia dari seorang istri karena memiliki suami yang gigih berjuang untuk keluarganya. 
Di situlah ada rasa hormat dan bangga dari anak-anak karena mereka punya sosok teladan hebat yang selalu berjuang bagi kebahagiaan mereka.
      Wallahu ta'ala a'lam

Selasa, 14 April 2015

~~~ KISAH TAUBAT SEORANG KIYAI ~~~

Terus terang, sampai diusia +35 tahun saya ini termasuk Kyai Ahli Bid’ah yang tentunya doyan tawassul kepada mayat atau penghuni kubur, sering juga bertabarruk dengan kubur sang wali atau Kyai. Bahkan sering dipercaya untuk memimpin ziarah Wali Songo dan juga tempat-tempat yang dianggap keramat sekaligus menjadi imam tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan yang sudah berbau kesyirikan”
“Kita dulu enjoy saja melakukan kesyirikan, mungkin karena belum tahu pengertian tauhid yang sebenarnya” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 90)
“Kita biasa melakukan ziarah ngalap berkah sekaligus kirim pahala bacaan kepada penghuni kubur/mayit. Sebenarnya, hal tersebut atas dasar kebodohan kita. Bagaimana tidak, contohnya adalah saya sendiri di kala masih berumur 12 tahun sudah mulai melakukan ziarah ngalap berkah dan kirim pahala bacaan, dan waktu itu saya belum tahu ilmu sama sekali, yang ada hanya taklid buta. Saat itu saya hanya melihat banyak orang yang melakukan, dan bahkan banyak juga kyai yang mengamalkannya. Hingga saya menduga dan beranggapan bahwa hal itu adalah suatu kebenaran.” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 210)
Beliau adalah Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren “Rahmatullah”. Nama beliau tidak hanya dibicarakan oleh teman-teman dari Kediri saja, namun juga banyak diperbincangkan oleh teman-teman pengajian di Surabaya, Gresik, Malang dan Ponorogo.
Keberanian beliau dalam menantang arus budaya para kyai yang tidak sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang telah berurat berakar dalam lingkungan pesantrennya, sikap penentangan beliau terhadap arus kyai itu bukan berlandaskan apriori belaka, bukan pula didasari oleh rasa kebencian kepada suatu golongan, emosi atau dendam, namun merupakan Kehendak, Hidayah dan Taufiq dari Allah ta’ala.
Kyai Afrokhi hanya sekedar menyampaikan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mengatakan yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. namun, usaha beliau itu dianggap sebagai sebuah makar terhadap ajaran Nahdhatul Ulama (NU), sehingga beliau layak dikeluarkan dari keanggotaan NU secara sepihak tanpa mengklarifikasikan permasalahan itu kepada beliau.
Kyai Afrokhi tidak mengetahui adanya pemecatan dirinya dari keanggotaan NU. Beliau mengetahui hal itu dari para tetangga dan kerabatnya. Seandainya para Kyai, Gus dan Habib itu tidak hanya mengedepankan egonya, kemudian mereka mau bermusyawarah dan mau mendengarkan permasalahan ajaran agama ini, kemudian mempertanyakan kenapa beliau sampai berbuat demikian, beliau tentu bisa menjelaskan permasalahan agama ini dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang harus benar-benar diajarkan kepada para santri serta umat pada umumnya.
Seandainya para Kyai itu mau mengkaji kembali ajaran dan tradisi budaya yang berurat berakar yang telah dikritisi dan digugat oleh banyak pihak. Bukan hanya oleh Kyai Afrokhi sendiri, namun juga dari para ulama tanah haram juga telah menggugat dan mengkritisi penyakit kronis dalam aqidah NU yang telah mengakar mengurat kepada para santri dan masyarakat. Jika mereka itu mau mendengarkan perkataan para ulama itu, tentunya penyakit-penyakit kronis yang ada dalam tubuh NU akan bisa terobati. Aqidah umatnya akan terselamatkan dari penyakit TBC (Tahayul, Bid’ah, Churofat). Sehingga Kyai-kyai NU, habib, Gus serta asatidznya lebih dewasa jika ada orang yang mau dengan ikhlas menunjukkan kesesatan yang ada dalam ajaran NU dan yang telah banyak menyimpang dari tuntunan Rasulullah dan para sahabatnya. Maka, Insya Allah, NU khususnya dan para ‘alim NU pada umumnya akan menjadi barometer keagamaan dan keilmuan. ‘Alimnya yang berbasis kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, yang sesuai dengan misi NU itu sendiri sebagai Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga para ‘alim serta Kyai yang duduk pada kelembagaannya berhak menyandang predikat sebagai pewaris para Nabi.
Namun sayang, dakwah yang disampaikan oleh Kyai Afrokhi dipandang sebelah mata oleh para Kyai NU setempat. Mereka juga meragukan keloyalan beliau terhadap ajaran NU. Dengan demikian, beliau harus menerima konsekuensi berupa pemecatan dari kepengurusan keanggotaannya sebagai a’wan NU Kandangan, Kediri, sekaligus dikucilkan dari lingkungan para kyai dan lingkungan pesantren. Mereka semua memboikot aktivitas dakwah Kyai Afrokhi.
Walaupun beliau mendapat perlakuan yang demikian, beliau tetap menyikapinya dengan ketenangan jiwa yang nampak terpancar dari dalam dirinya.
Siapakah yang berani menempuh jalan seperti jalan yang ditempuh oleh Kyai Afrokhi, yang penuh cobaan dan cobaan? Atau Kyai mana yang ingin senasib dengan beliau yang tiba-tiba dikucilkan oleh komunitasnya karena meninggalkan ajaran-ajaran tradisi yang tidak sesuai dengan syari’at Islam yang haq? Kalau bukan karena panggilan iman, kalau bukan karena pertolongan dari Allah niscaya kita tidak akan mampu.
Kyai Afrokhi adalah sosok yang kuat. Beliau menentang arus orang-orang yang bergelar sama dengan gelar beliau. yakni Kyai. Di saat banyak para Kyai yang bergelimang dalam kesyirikan, kebid’ahan dan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang haq, di saat itulah beliau tersadar dan menantang arus yang ada. Itulah jalan hidup yang penuh cobaan dan ujian.
Bagi Kyai Afrokhi untuk apa kewibawaan dan penghormatan tersandang, harta melimpah serta jabatan terpikul, namun murka Allah dekat dengannya, dan Allah tidak akan menolongnya di hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak. Beliau lebih memilih jalan keselamatan dengan meninggalkan tradisi yang selama ini beliau gandrungi.
Inilah fenomena kyai yang telah bertaubat kepada Allah dari ajaran-ajaran syirik, bid’ah dan kufur. Walaupun Kyai Afrokhi ditinggalkan oleh para kyai ahli bid’ah, jama’ah serta santri beliau, ketegaran dan ketenangan beliau dalam menghadapi realita hidup begitu nampak dalam perilakunya. Dengan tawadhu’ serta penuh tawakkal kepada Allah, beliau mampu mengatasi permasalahan hidup.
Pernyataan taubat Kyai Afrokhi:
“Untuk itulah buku ini saya susun sebagai koreksi total atas kekeliruan yang saya amalkan dan sekaligus merupakan permohonan maaf saya kepada warga Nahdhatul Ulama (NU) dimanapun berada yang merasa saya sesatkan dalam kebid’ahan Marhabanan, baca barzanji atau diba’an, maulidan, haul dan selamatan dari alif sampai ya` yang sudah berbau kesyirikan dan juga sebagai wujud pertaubatan saya. Semoga Allah senantiasa menerima taubat dan mengampuni segala dosa-dosa saya yang lalu (Amin ya robbal ‘alamin)”
(Dinukil dan diketik ulang dengan gubahan seperlunya dari buku “Buku Putih Kyai NU” oleh Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Rohmatulloh-Kediri-, mantan A’wan Syuriah MWC NU Kandangan Kediri)
catatan: Note ini ditulis hanya semata-mata sebagai nasehat, bukan karena ada alasan sentimen atau kebencian terhadap sebuah kelompok. Silahkan nukil dan share serta pergunakan untuk kebutuhan dakwah ilalloh.
-Abu Shofiyah Aqil Azizi- jazahullah khairan

Jumat, 03 April 2015

INIKAH PENYEBAB HIZBUT TAHRIR MEMBENCI ARAB SAUDI..?!

Hizbut Tahrir adalah kelompok sesat yang banyak disingkap kesesatannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, khususnya para ulama di Arab Saudi secara umum dan dua kota suci Makkah dan Madinah secara khusus, dan berikut beberapa poin ringkasan penyimpangan Hizbut Tahrir yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Abdur Rahmman bin Muhammad Sa’id Ad-Dimaysqiyyah dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir”:
1) Kesibukan utama mereka adalah politik dan ajakan mendirikan khilafah, maka tidak akan engkau dapati mereka sibuk mengajak untuk membersihkan aqidah, menegakkan sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
2) Hijrahnya banyak anggota dan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir ke negeri-negeri kafir Eropa.
3) Mereka tidak memiliki aqidah yang jelas, selain khilafah yang menurut aqidah mereka adalah prioritas, seakan-akan Allah menyatakan, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menegakkan khilafah”.
4) Menawarkan khilafah kepada tokoh Syi’ah Khomeini yang melakukan banyak kekafiran (sebagaimana disebutkan dalam majalah “Khilafah” mereka no. 18 tanggal 4-9-1989 M) dan mereka memuji kitab Khomeini yang berisi banyak kesyirikan dan kekafiran berjudul “Al-Hukumah Al-Islamiyah” dalam majalah mereka Al-Wa’i no. 26 tahun 1989 M, maka ini diantara yang menunjukkan rusaknya aqidah mereka.
5) Tidak memahami dan berusaha mengobati perkara-perkara yang menyebabkan runtuhnya khilafah kaum muslimin, yaitu kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Mereka ingin Allah ta’ala merubah mereka namun mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
6) Para penceramah mereka selalu berceramah hanya dengan mengandalkan emosi dan pembicaraan politik untuk menutupi kebodohan mereka terhadap ilmu agama, maka engkau tidak akan dapati tokoh-tokoh mereka memiliki halaqoh-halaqoh ilmu syar’i yang diprioritaskan.
7) Memusuhi aqidah tauhid dan bersikap lembek dalam mengamalkannya, disertai ajakan untuk bersatu bersama kelompok-kelompok syirik seperti Syi’ah, Shufiyyah dan lain-lain.
8) Membolehkan orang kafir menjadi anggota parlemen Islam atau menjadi kepala daerah dan pemimpin pasukan di negeri muslim (sebagaimana dalam buletin “Ajwibah wa Asilah” yang diterbitkan oleh Pendiri HT An-Nabhani bulan Rabi’uts Tsani 1390 H/5-6-1970 M)
9) Kondisi mereka menunjukkan bahwa tujuan dapat membenarkan segala cara.
10) Kekacauan aqidah mereka dalam masalah Al-Qodha dan Al-Qodar.
11) Akal menurut mereka termasuk sumber agama, dan ini adalah hasil adopsi dari Mu’tazilah.
12) Berjilbab lebar sesuai syari’at menurut mereka adalah kemerosotan moral sebagaimana diisyaratkan An-Nabhani dalam “An-Nizhom fil Islam” hal. 10 dan 128.
13) Tidak ada bedanya menurut mereka antara Sunni dan Syi’ah, padahal jelas sekali kekafiran Syi’ah.
14) Meniadakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar hingga tegak khilafah khayalan mereka, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka “Manhaj Hizbit Tahrir minat Taghyir” hal. 21.
15) Pengkafiran mereka terhadap kaum muslimin dan tuduhan mereka bahwa negeri-negeri muslim adalah negeri-negeri kafir, sebagaimana dalam kitab mereka “Hizbut Tahrir” hal. 32, 103.
16) Bahkan menganggap Makkah dan Madinah bukan negeri Islam, sebagaimana dikatakan seorang tokoh Hizbut Tahrir dalam dialog bersama Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyyah.
17) Menolak hadits-hadits Ahad dalam aqidah, ini adalah kesesatan yang nyata.
18) Mengingkari azab kubur.
19) Mencela hadits-hadits tentang Imam Mahdi.
20) Fatwa-fatwa fiqh aneh Hizbut Tahrir:
Boleh berciuman dan berjabat tangan dengan wanita non mahram (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 29-05-1970 M yang disebarkan An-Nabhani).
Boleh melihat gambar porno.
Boleh bagi wanita mengenakan wig dan celana “banthalun” dan boleh keluar mengikuti Pemilu meski dilarang suami (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 17-02-1972 M yang disebarkan An-Nabhani)
Wanita boleh jadi anggota parlemen, sebagaimana dalam kitab mereka “Muqoddimatus Dustur” hal. 114 dan “Mitsaqul Ummah” hal. 72.
Boleh wanita menjadi qodhi, sebagaimana dalam kitab mereka “An-Nizhom Al-Ijtima’i fil Islam” hal. 89.
Boleh mengqishosh seorang muslim yang membunuh orang kafir, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang.
Boleh taat kepada khalifah mereka meski menyelisihi ayat dan hadits yang jelas, sebagaimana dalam kitab mereka “Ad-Daulah Al-Islamiyah” hal. 108.
Dan masih banyak lagi yang dipaparkan Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyah secara detail dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir” silakan merujuk kitab tersebut.
PENEGASAN
Bagi yang mendalami dan memahami manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah insya Allah dengan mudah memahami analisa sebab kebencian Hizbut Tahrir terhadap Arab Saudi, yaitu karena negeri Arab Saudi, baik pemerintah dan ulamanya memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan tauhid dan sunnah serta berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, yang sangat bertentangan dengan manhaj Hizbut Tahrir, bersamaan dengan itu para ulama Ahlus Sunnah baik yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Arab Saudi, merekalah yang menyingkap kesesatan Hizbut Tahrir, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penghalang terbesar bagi “khilafah” khayalan dan berbagai kesesatan Hizbut Tahrir yang lainnya, dan bukanlah ini suatu analisa yang baru, tapi sudah disebutkan ulama Salaf sejak dulu.
Al-Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata,
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل الأثر
“Tanda ahlul bid’ah adalah menjelek-jelekan Ahlul Atsar (Ahlus Sunnah).” [As Sunnah lil Laalakaai, 1/179]
Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata,
لَيْسَ مِنْ صَاحِبِ بِدْعَةٍ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخِلَافِ بِدْعَتِهِ بِحَدِيثٍ إِلَّا أَبْغَضَ الْحَدِيثَ
“Tidak ada satu pun pelaku bid’ah yang engkau sampaikan hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang menyelisihi bid’ahnya, kecuali ia akan membenci hadits tersebut.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 149]
Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qoththon rahimahullah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مُبْتَدِعٌ إِلَّا وَهُوَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْحَدِيثِ فَإِذَا ابْتَدَعَ الرَّجُلُ نُزِعَ حَلَاوَةُ الْحَدِيثِ مِنْ قَلْبِهِ
“Tidak ada di dunia ini seorang ahlul bid’ah pun kecuali ia membenci Ahlul Hadits (Ahlus Sunnah), dan apabila seseorang berbuat bid’ah maka akan dihilangkan manisnya hadits dari hatinya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 150]
Al-Imam Abu Nashr bin Sallaam Al-Faqih rahimahullah berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ عَلَى أَهْلِ الْإِلْحَادِ، وَلَا أَبْغَضُ إِلَيْهِمْ مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيثِ وَرِوَايَتِهِ بِإِسْنَادِه
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat atas orang-orang yang sesat dan lebih dibenci oleh mereka dari mendengar hadits dan meriwayatkannya dengan sanadnya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 151]
Al-Imam Abu ‘Utsman Ash-Shabuni rahimahullah berkata,
علامات البدع على أهلها بادية ظاهرة، وأظهر آياتهم وعلاماتهم: شدة معاداتهم لحملة أخبار النبي صلى الله عليه وسلم واحتقارهم واستخفافهم بهم
“Tanda-tanda ahlul bid’ah nampak jelas pada orang-orangnya, dan tanda mereka yang paling jelas adalah, kerasnya permusuhan, perendahan dan peremehan mereka terhadap para ulama pembawa hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [‘Aqidatus Salaf Ashhaabil Hadits: 101]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
FansPage Website: Sofyan Chalid bin Idham Ruray

Kamis, 02 April 2015

~~~ NIKMAT PERUSAK KE NIKMATAN ~~~

Sobat ! Sadarkah anda bahwa setiap nikmat yang anda dapatkan menghancurkan nikmat lain yang lebih dahulu anda dapatkan?
Ingat di saat anda memiliki sepeda? Nikmat sepeda menjadikan anda lupa akan nikmat bisa berjalan kaki.
Selanjutnya, nikmat memiliki kendaraan mewah menyebabkan anda lupa & bahkan meremehkan nikmat bersepeda.
Nikmat makan sate menjadikan anda lupa dan bahkan meremehkan nikmat makan tempe.
Nikmat memiliki apartemen mewah menyebabkan anda memandang sebelah mata nikmat rumah tipe SS (sangat sempit).
Sebaliknya juga demikian setiap derita menyebabkan anda lupa akan derita sebelumnya yang lebih ringan.
Di saat anda memiliki kendaraan butut, mungkin anda merasa menderita. Namun ternyata derita ini terlupakan ketika anda ditimpa derita lain semisal derita lumpuh atau derita menanti kendaraan umum yg tak kunjung datang sedangkan hujan lebat mulai membasahi tubuh anda .
Di saat makan berlaukkan tempe penyet, mungkin anda merasa menderita karena melihat orang lain mampu membeli dan menikmati sate.
Namun demikian derita ini sekejap akan terlupakan disaat anda benar benar kelaparan namun tidak mendapatkan makanan apapun, walau hanya sepotong tempe.
Karena itu jadilah orang yang selalu cerdas dalam menyikapi setiap keadaan yg menimpa anda. Di saat mendapat kenikmatan maka lihatlah orang yang ada dibawah anda, agar nikmat yang anda dapatkan semakin terasa nikmat dan tidak menghapuskan nikmat sebelumnya.
Dan sebaliknya, disaat ditimpa kesusahan juga demikian, lihatlah orang yang lebih susah dibanding anda agar kesusahan itu berubah dan terasa nikmatnya. Inilah kunci hidup bahagia, sederhana bukan?
Merasa selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'aala dan memiliki sifat qona'ah itulah kuncinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Lihatlah kepada orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang di atas kalian (dalam perkara harta dan dunia) karena yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allaah yang telah diberikan kepada kalian."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, no. 6490, Muslim dalam Shahiihnya, kitab az-Zuhd wa ar-Raqa'iq, no. 2963 [9], 5264, at-Tirmidzi, no. 2513, dan Ibnu Majah, no. 4142)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"(Hakikat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda. Namun kaya (yang sebenarnya) adalah kaya hati (merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang telah dikaruniakan kepadanya)."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 6446, Muslim, no. 1051, Ahmad, II/243, 261, 315, dan Ibnu Majah, no. 4137)
Allaahul Muwwafiq.

Minggu, 29 Maret 2015

~~~ MULAILAH DARI HAL YANG KECIL ~~~

Saad bin Ubadah radhiyallahu anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud).
Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya untuk memberi atau bersedekah air kepada orang atau makhluk lain yang membutuhkannya. Sebab, ketika kita melakukan hal ini berarti kita telah melakukan amal utama yang akan mendatangkan pahala, pengampunan dosa, dan jalan meraih surga.
Memberi atau bersedekah air dapat diwujudkan dengan memberikan air minum secara langsung kepada orang yang kehausan ataupun kepada binatang lain yang sedang mengalami kehausan. Selain itu, bersedekah pun dapat diwujudkan dengan membangun sumber air atau mengalirkan air ke tempat-tempat yang sulit atau kekurangan air sehingga masyarakat atau lingkungan sekitarnya merasakan kemudahan mendapatkan air, baik untuk minum maupun untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Suatu saat ada seorang laki-laki berjalan dan di tengah-tengah perjalanan ia mengalami kehausan. Kemudian, ia mendapatkan sebuah sumur, lalu turun ke dalamnya dan minum darinya. Lantas ia keluar dan tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan, lalu orang itu berkata, ‘Anjing ini benar-benar telah kehausan seperti saya tadi juga kehausan.
Ia pun turun ke sumur lagi dan mengisi sepatunya dengan air sampai penuh. Kemudian, ia menggigit sepatunya sehingga ia naik ke atas dan memberi minum anjing itu. Allah pun memuji perbuatan orang itu dan mengampuni dosanya.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kalau kita menolong binatang juga mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Menolong setiap makhluk yang bernyawa itu mendatangkan pahala.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dikatakan, “Kemudian Allah memuji perbuatan orang itu dan memberi ampunan kepadanya serta memasukkannya ke dalam surga.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim lainnya disebutkan, “Suatu saat ada seekor anjing yang berputar-putar di sekitar sumur yang hampir mati karena kehausan. Kemudian, ada seorang pelacur dari Bani Israil yang melihat anjing itu, lalu ia melepas sepatunya dan mengambilkan air untuk anjing itu, dan ia pun meminumkannya kepada anjing itu. Maka, diampunilah dosa orang itu lantaran perbuatannya itu.” (Bukhari dan Muslim)

Sabtu, 07 Maret 2015

*~~~ BETAPA MULIANYA ENGKAU I B U ~~~*

RAHMATMU YA RABBY
PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU???
PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA???
PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA???
Atau setelah kita dewasa
Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup
Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya
Dengan gandengan tangannya
Dengan pelukannya
Dengan dekapannya
Dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
Dengan, segala belas kasihnya
Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya
Akhi/ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu
Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan…
Kau pun takkan pernah bisa membalasnya…
Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia…
Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati..
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan ia bisa kembali tersenyum
Dia rela memakai sandal yang usang, asalkan anaknya pakai sandal baru
Dia rela begadang aslkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar di perutnya, tp dia g' tahan melihat anaknya kelaparan
Dia rela nyawanya digadaikan asalkan anaknya hidup
Dia rela hatinya diiris-iris aslkan anaknya senang
Akhi\Ukhti..
Bila kau berada dekat dengan ibunya,
maka hampirilah ia sekarang…
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhanya
Pijat kakinya
Dan ucapkan Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shoghiran
Bila kau jauh darinya, telponlah dia, denganrkan suaranya, mintalah doanya
Dan kirimkanlah sesuatu untuknya
Dan bila dia berada di alam yang berbeda…
Angkatlah tanganmu
Pujilah Rabbmu
Dan doakan ibumu
SeLaLu
RABBYGHFIRLI waliWAALIDaYYa WArHamHuma KAMa RobbaYani SHagira

*~~~ KISAH ANAK PENGHAFAL AL-QUR'AN ~~~*

Kisah nyata ini ditulis dengan harapan, semoga dapat menginspirasi terutama yang menuliskannya, agar menjalani kehidupan yang singkat ini dengan sebaik-baiknya, dan menyongsong kematian yang pasti datang dengan senyuman...
Kisah ini tersebar di seantero Ponpes Imam Bukhari Solo, karena terjadi belum sampai seminggu ini, tentang seorang gadis belia yang tawanya membuat iri semua orang yang mendengarnya...
Tersebutlah kisah gadis belia ini, kita sebut saja namanya si A. Si A adalah seorang anak yang dengan izin Allah mampu menghapalkan AlQur'an dalam usianya yang masih belasan tahun.
Walaupun ia harus berpisah dari keluarganya di Makassar dan menuntut ilmu di pulau Jawa, dan ia melakukannya dengan penuh semangat. Di pondok pesantren pun dia terkenal akan kebiasaannya melakukan puasa daud, yakni sehari berpuasa dan sehari berbuka...
Suatu hari di saat si A sedang berpuasa, ia dan 2 orang temannya sedang keluar untuk mencari hidangan untuk berbuka puasa. Di sore hari ini saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
Spontan ketiga anak ini berlari secepatnya agar cepat sampai ke tujuan maupun mencari tempat untuk berteduh. Kawan-kawannya berlari mendahului si A, dan si A ketinggalan di belakang...
Tiba-tiba si A terjatuh, dan ia pun berusaha bangun lagi untuk berlari. Lalu ia pun terjatuh untuk kedua kalinya, alhamdulillah ia bisa bangkit lagi. Dan akhirnya untuk ketiga kalinya ia terjatuh lagi, kali ini nampaknya ia tidak mampu untuk kembali bangun dan bangkit lagi...
Warga yang melihatnya pun langsung menolongnya, menggendongnya menuju ke rumah salah seorang warga.
Dan di sana qadarallah, gadis belia bercadar ini menghembuskan nafasnya yang terakhir, dan seketika rumah itu di penuhi dengan aroma harum semerbak...
Satu hal yang pastinya membuat terharu, kagum sekaligus membuat iri semua orang yang menyaksikan jenazah gadis belia penghapal qur'an ini (bahkan orang2 yang hanya mendengar ceritanya), ialah ia meninggal dalam keadaan berpuasa, ia meninggal dengan tawa yang terukir di wajahnya (sesuatu yang lebih lebar dari senyuman tersungging di wajahnya) dan aroma harum semerbak pun mengiringi kepergiannya, Allahu Akbar!!!
Banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah gadis belia ini, kisah tentang semangat menuntut ilmu, kisah tentang semangat beribadah, kisah tentang ketaatan, kisah tentang kematian yang tidak memandang usia, kisah tentang orang yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tapi in syaa Allah dikenal oleh penduduk langit...
Allahummaghfirlaha... Semoga Allah tempatkan gadis belia ini di dalam naungan kasih sayangNya dan semoga Allah tabahkan hati seluruh keluarganya...
Dan semoga Allah takdirkan kita suatu hari kelak bisa tersenyum saat maut datang menjemput kita, tersenyum saat malaikat mengangkat ruh kita dan menghadap Rabbul 'Izzati yang kita cintai dengan senyuman itu...
Aamiin yaa Rabbal 'alamin...
16 Jumadil Awal 1436 Hijriyah/7 Maret 2015
(Diceritakan oleh ustad Amrullah teman dari ayah si A)

Jumat, 06 Maret 2015

~ KISAH PEMUDA YANG NEKAD MELAMAR PUTRINYA SYAIKH AL UTSAIMIN ~

Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih:
Beliau bercerita sendiri dalam muhadharah beliau, ketika beliau masih berstatus mahasiswa di al qashim, beliau mendatangi majlis syaikh al 'utsaimin. setelahnya dari majlis tersebut, beliau menghampiri syaikh 'utsaimin yang hendak pulang ke rumah syaikh 'utsaimin, karena syaikh 'utsaimin selalu berjalan kaki dari rumah ke tempat kajian begitu pula sebaliknya. ditengah jalan pemuda itu nekat memberanikan diri untuk bertanya, 'syaikh apakah antum mempunyai anak perempuan?',
ketika mendengar pertanyaan pemuda tersebut, syaikh 'utsaimin berubah mimik mukanya dan bertanya, 'ada apa akh?',
pemuda itu menjawab, 'kalau ada, ana berniat meminangnya, bolehkah ana meminangnya?...
lalu apa yang dilakukan syaikh utsaimin? apakah beliau bertanya usaha bapak kamu apa? kamu sudah hafal hadits berapa? sebelumnya kamu lulusan apa? gaji kamu berapa? tabungan kamu berapa?
Bahkan syaikh 'utsaimin tidak memberikan sebuah pertanyaanpun kepada pemuda ini, syaikh 'utsaimin hanya berkata, "Tunggulah kabar dariku, Insya Allah akan aku telephon..."
Lalu dalam hari-hari penantian kabar tersebut, pemuda ini mengalami kegelisahan juga, satu hari berlalu, dua hari berlalu, hingga sepekan berlalu, beliau bertanya dalam hati, "apakah syaikh lupa ya, perlukah saya mengingatkannya?", namun pemuda ini teringat perkataan syaikh yang menyuruhnya menunggu...
Hingga akhirnya sebulan setelah peristiwa itu ada telephone yang dialamatkan ke asrama, namun kebetulan pemuda ini sedang kuliah. akhirnya dari pihak asrama menyampaikan ke pemuda ini bahwa beliau dicari oleh syaikh 'utsaimin...
Dalam hati dia bertanya, "kenapa ya syaikh 'utsaimin mencariku?" karena ternyata pemuda ini sudah agak pesimis dan bahkan agak terlupakan...
Ketika beliau telp syaikh 'utsaimin, beliau bertanya, "ada apa syaikh?" "ana ingin melanjutkan pembicaraan kita waktu itu akhi?", "pembicaraan yang mana syaikh?",
"pembicaraan ketika anta menyusul ana di jalan… akhi silahkan kamu lanjutkan prosesnya?!!!",
pemuda itupun terkejut, ternyata syaikh 'utsaimin masih mengingatnya dan beliaupun akhirnya membalas pernyataan syaikh 'utsaimin dengan terbata-bata,
"syaikh, perkenankan ana mengabari orang tua ana terlebih dahulu untuk kelanjutannya...",
"silakan akhi, ana tunggu kedatangan kalian..."
karena ternyata pemuda yang bermodal nekat ini juga belum memberitahukan orangtuanya kalau beliau hendak melamar anak syaikh 'utsaimin...
Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan syaikh 'utsaimin selama satu bulan tersebut?
Inilah adab 'ulama yang harus dicontoh oleh wali seorang anak perempuan...
Syaikh 'utsaimin ternyata menyelidiki sendiri tentang pemuda ini, dari pergaulannya, bagaimana dimata teman-temannya, dimata gurunya, bagaimana keseriusan dalam belajarnya, prestasinya di kampus, latar belakang keluarganya... itu beliau lakukan sendiri...?!!!
Bukannya langsung ditanyakan kepada pemuda itu di tempat itu dan saat itu juga... Dan akhirnya setelah mengetahuinya dengan jelas, barulah beliau memutuskannya setelah bermusyawarah dengan keluarga beliau pastinya...
Pemuda ini adalah Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih
"MaasyaAllah..." ---sikap syaikh Utsaimin bagus diteladani oleh para ayah ataupun wali yang memiliki anak gadis/ saudari yang sudah siap untuk menikah.

Minggu, 15 Februari 2015

*~ WANITA YANG DI DO'AKAN BURUK OLEH BIDADARI ~*



بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan Menyakiti Suami

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, kecuali istrinya dari kalangan bidadari berkata: Semoga Allah memerangimu, sesungguhnya dia bersamamu hanyalah sebagai tamu, tidak lama lagi dia akan meninggalkanmu untuk menuju kepada kami.” 

[HR. At-Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 173]

Beberapa Pelajaran:

1) Menyakiti suami termasuk dosa besar yang akan mengakibatkan seorang istri ditimpa kejelekan di dunia dan akhirat.

2) Kaum mukminin memiliki istri dari kalangan bidadari yang telah Allah ta’ala siapkan di surga, maka ini menunjukkan keutamaan iman dan amal shalih yang dilakukan seorang hamba.

3) Setiap amalan akan mendapatkan balasan, amal baik mendapat balasan yang baik dan amal jelek mendapatkan balasan yang jelek.

4) Kehidupan dunia hanyalah sementara dan sangat singkat, keberadaan kita di dunia ini hanyalah seperti orang asing, musafir, penyeberang jalan atau tamu yang mampir sebentar untuk mengumpulkan bekal demi melanjutkan perjalanan panjang.

5) Sebaik-baik bekal adalah ketakwaan, maka orang yang berakal tidaklah mungkin mengorbankan kebahagian di kehidupan yang kekal demi mengejar kebahagiaan yang hanya dapat dinikmati sebentar saja.

Sabtu, 14 Februari 2015

~~~ TIDAK MALU KAH KITA..?~~*

ABDULLAH AL-ASIRI (77 TAHUN), MERANGKAK KE MASJID SELAMA 65 TAHUN UNTUK SHALAT BERJAMAAH 5 WAKTU
Hanya iman yang kuat yang mampu mengalahkan segala hambatan dan rintangan. Apalagi untuk menunaikan perintah Allah 'Azza Wa Jalla.
Dan, keimanan itulah yang menuntun Abdullah Al-Asiri, seorang kakek berusia 77 tahun untuk shalat berjamaah 5 waktu di masjid yang ada di sebuah desa di Arab Saudi.
Meski kondisi kakek ini cacat sejak lahir, namun ia tetap berangkat ke masjid terdekat setiap kali waktu shalat tiba, Ia ke masjid sambil merangkak dengan sokongan kedua tangannya. Dan ini telah berlangsung sejak kurang lebih 65 tahun. Subhanallah, Allahu Akbar…
Cuplikan sebagian kejadian di atas bisa dilihat di youtube atau di jejaring Facebook. Pengunggah video yang juga perekamnya adalah Abdul Aziz Makhafah, keponakan sang kakek. Makhafah mengatakan, pamannya itu tinggal di desa Al-Azizah di bukit Saudah dekat kota Abha, Arab Saudi. Sang kakek yang bernama Abdullah Al-Asiri (77) ini sudah terlahir dalam keadaan cacat dan dirawat oleh kakaknya Ahmad dan dua orang istrinya.
Kepada Koran Sabq Abdul Aziz menambahkan, kedua istri Ahmad membersihkan dan membuatkan jalan khusus untuk sang kakek agar mudah ke masjid dan tidak tersengat oleh panas matahari. Lebih mencengangkan, jika hari Jumat kakek ini pergi ke masjid sejauh 3 km dengan merangkak sebelum ada tumpangan kendaraan umum. Meski demikian, ia lebih sering mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Abdul Aziz Makhafah mengatakan, ia telah mengunggah sebuah video singkat pamannya ke Youtube untuk menunjukkan semangat dan tekadnya untuk pergi shalat berjamaah ke masjid meski dia dalam kondisi terbatas dan cacat. Di video tampak sang kakek Abdullah menceritakan kedamaian hidupnya ada di masjid. Capek dan lelah yang dialami tak seberapa nilainya dengan kedamaian itu.
Kakek ini benar-benar memahami keutamaan shalat berjamaah di masjid seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya maka niscaya mereka akan berundi, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam shalat isya’ dan shalat shubuh maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak,”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudaraku sekalian, mumpung Allah belum mencabut kenikmatannya dari kita berupa kesehatan dan kekuatan fisik, mata yang masih melihat, kedua kaki yang masih kuat, serta umur yang masih muda, maka gunakanlah untuk menunaikan perintah Allah yakni salah satunya adalah kewajiban shalat berjamaah atas setiap muslim laki-laki.
Sebagai penutup, perhatikanlah peringatan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini :
Beliau bersabda: "Barangsiapa mendengar seruan adzan tapi tidak memenuhinya (mendatanginya), maka tidak ada shalat baginya kecuali karena udzur".
Ditanyakan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, 'apakah yang dimaksud dengan UDZUR?, Beliau menjawab; "Rasa takut (tidak aman) dan Sakit".
[Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah 793, Ad-Daruquthni 1/421,422, Ibnu Hibban 2064, & Al-Hakim 1/246]
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua agar senantiasa istiqamah di atas ketaatan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, aamiin. Baarakallaahu fiikum.
antum bisa simak bukti di link ini http://m.youtube.com/watch?v=G4KSDCVD2Fc